Minat Mahasiswa Asli Banyumas Berbahasa Banyumasan di Tengah Arus Transkultural pada Mahasiswa Unsoed
DOI:
https://doi.org/10.22437/titian.v7i1.25939Keywords:
akulturasi, bahasa daerah, bahasa gaul, transkulturalAbstract
This study aims to describe the interest of native Banyumas Unsoed students in using Banyumas language in daily conversation. The use of Banyumasan language among students is one of the cultural aspects that has experienced changes or influences from transcultural flows among Unsoed students. This research uses qualitative methods with data collection techniques using interviews and observations. The informants of this research are Unsoed students who come from Banyumas and Unsoed students who come from outside Banyumas. The results showed that native Banyumas students at Unsoed rarely use Banyumas language in daily conversation when they interact with fellow native Banyumas students. They reason that they are not used to using Banyumas language. They are embarrassed to use Banyumas language because of its cablaka character and loud tone. In addition, there is also the influence of the use of slang from Jabodetabek students when interacting.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menggambarkan minat mahasiswa Unsoed asli Banyumas menggunakan bahasa Banyumas dalam percakapan sehari-hari. Penggunaan bahasa Banyumasan di kalangan mahasiswa menjadi salah satu aspek budaya yang mengalami perubahan atau pengaruh dari arus transkultural di kalangan mahasiswa Unsoed. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Informan penelitian ini adalah mahasiswa Unsoed yang berasal dari Banyumas dan mahasiswa Unsoed yang berasal dari luar Banyumas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa asli Banyumas di Unsoed jarang menggunakan bahasa Banyumas dalam percakapan sehari-hari ketika mereka berinteraksi dengan sesama mahasiswa asli Banyumas. Mereka beralasan bahwa tidak terbiasa menggunakan bahasa Banyumas. Mereka malu untuk menggunakan bahasa Banyumas karena karakter bahasanya yang bersifat cablaka dan bernada keras. Selain itu juga terdapat pengaruh penggunaan bahasa gaul dari mahasiswa Jabodetabek ketika berinteraksi.
Downloads
References
Aprianti, M., Dewi, A. D., & Furnamasari, Y. F. (2022). Kebudayaan Indonesia di Era Globalisasi terhadap Identitas Nasional Indonesia. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 995-998. doi:https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.2294
Armansyah, Taufik, M., & Damayanti, N. (2022). Dampak Migrasi Penduduk pada Akulturasi Budaya di Tengah Masyarakat. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi, 6(1), 25-34. doi:10.29408/geodika.v6i1.4463
Azmah, R. D. (2017). Akomodasi Komunikasi Imakes dalam Interaksi Antarbudaya (Studi Deskriptif Kualitatif Akomodasi Anggota Ikatan Mahasiswa Asal Kebumen yang Berada di Solo). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Retrieved from http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/50764
Badan Pusat Statistik. (2023, Januari 31). Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020. Retrieved from bps.go.id: https://www.bps.go.id/publication/2023/01/27/ffb5939b4393e5b1146a9b91/hasil-long-form-sensus-penduduk-2020.html
Budiarto, G. (2020). Dampak Cultural Invasion terhadap Kebudayaan Lokal: Studi Kasus terhadap Bahasa Daerah. Jurnal Pamator, 13(2), 183-193. doi:doi.org/10.21107/pamator.v13i2.8259
Devianty, R. (2017). Bahasa Sebagai Cermin Kebudayaan. Jurnal Tarbiyah, 24(2), 226-245. doi:http://dx.doi.org/10.30829/tar.v24i2.167
Mustika, I. K. (2018). Pergeseran Bahasa Bali sebagai Bahasa Ibu di Era Global (Kajian Pemertahanan Bahasa). Purwadita, 2(1), 94-102. Retrieved from https://stahnmpukuturan.ac.id/jurnal/index.php/Purwadita/rt/printerFriendly/26/0
Pratomo, A. R. (2018). Ngapak dan Identitas Banyumasan (Komunikasi Organisasi Berbasis Dialek Budaya Lokal di Dinas Pendidikan dan Unit Pendidikan Kecamatan (UPK) Banyumas). Universitas Islam Indonesia. Retrieved from https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/9764
Purnamasari, A., Amin, M., Lingga, L. J., & Ridho, A. (2023). Krisis Penggunaan Bahasa Indonesia di Generasi Milenial. ANTHOR: Education and Learning Journal, 3(1), 14-18. doi:https://doi.org/10.31004/anthor.v2i1.79
Putri, N. W. (2018). Pergeseran Bahasa Daerah Lampung pada Masyarakat Kota Bandar Lampung. Jurnal Penelitian Humaniora, 19(2), 77-86. doi:https://doi.org/10.20961/prasasti.v3i1.16550
Raditya, L. S. (2021). Penggunaan Bahasa Gaul (Bahasa Alay) di Twitter. BASINDO : Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya, 5(1), 117-123. doi:http://dx.doi.org/10.17977/um007v5i12021p117-123
Rokhman, A., Santosa, I., & Pangestuti, S. (2021). Penggunaan Bahasa Banyumasan Berdasarkan Karakteristik Penutur dan Kecenderungannya di Media Digital. Seminar Nasional LPPM Unsoed, 1-17. Retrieved from http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/14667
Setyawan, I. (2019). Sikap Generasi “Z†terhadap Bahasa Jawa: Studi Kasus pada Anak-Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna, 7(2), 30-36. doi:http://dx.doi.org/10.30659/jikm.7.2.30-36
Sudarma, T. D., Wahya, Citraresmana, E., Indira, D., Muhtadin, T., & Lyra, H. M. (2018). Upaya Pemertahanan Bahasa-Budaya Sunda di Tengah Pengaruh Globalisasi. Retrieved from https://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/download/20408/9811
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Suswandari, M. (2017). Konstruksi Dialek Banyumasan di Universitas Sebelas Maret. Jurnal Edudikara, 2(3), 257-267. doi:https://doi.org/10.32585/edudikara.v2i3.57
Ulfa, M. (2019). Eksistensi Bahasa Daerah di Era Disrupsi. STILISTIKA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 12(2), 197-207. doi:http://dx.doi.org/10.30651/st.v12i2.2948
Widyaningsih, R. (2014). Bahasa Ngapak dan Mentalitas Orang Banyumas: Tinjauan dari Perspektif Filsafat Bahasa Hans-Georg Gadamer. Jurnal Ultima Humaniora, 2(2), 186-200. doi:10.15408/bat.v25i2.12736
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Retno Sri Rahayu, Imam Santosa, Nanang Martono
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.