Naskah ini versi lama yang diterbitkan pada 2018-12-31. Baca versi terbaru.

ANALISIS UNGKAPAN MAKIAN DALAM BAHASA KERINCI: STUDI SOSIOLINGUISTIK

DOI:

https://doi.org/10.22437/titian.v2i02.6090

Kata Kunci:

Analisis, Ungkapan, Makian, Sosiolinguistik

Abstrak

Penelitian ini mencoba menjawab bentuk dan karakteristik ungkapan Makian dalam bahasa Kerinci. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan,, menganalisis dan mendeskripsikan ungkapan makian yang ada di Kabupaten Kerinci.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian  deskriptif kualitatif dengan pendekatan linguistik makro. Metode yang digunakan metode kualitatif. Objek penelitian ini ialah bahasa Kerinci, sasaran penelitian ini mencakupi tuturan yang bersumber penutur tersebut.  Sumber data penelitian ini adalah data-data bahasa makian  yang  bersumber dari data lisan di lapangan. Instrumen yang digunakan adalah berupa alat rekam/kamera dan alat tulis.Metode dan teknik penyediaan data adalah metode cakap (teknik pancing dan   teknik cakap semuka) dan metode simak (Teknik simak libat cakap dan teknik catat). Metode analisis data menggunakan metode analisis makna.

Temuan data di lapangan referens dan bentuk penggunaan ungkapan makian dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa makian di kabupaten Kerinci berdasarkan pemerolehan inventarisasi dan analisis data di lapangan didapatkan 7 bentuk makian, yaitu bentuk keadaan, kekerabatan, binatang, mahkluk halus, bagian tubuh, profesi, dan seruan. Jumlah dari semua data yang dihimpun dari 7 bentuk makian tersebut diperoleh 170 data makian. Dari temuan data tersebut didapatkan bahwa bentuk makian keadaan mendominasi data sebanyak 85 data (50%), hal ini disebabkan di dalam bentuk keadaan ini mempunyai turunan atau referensinya sebanyak 4 turunan, yakni tindakan, sifat, sumpah serapah, dan penyakit. Berikutnya adalah bentuk bagian tubuh sebanyak 21 data (12%); bentuk seruan sebanyak 18 data (11%); bentuk profesi sebanyak 13 data (8%); bentuk etnis 6 data (4%); dan terakhir bentuk mahkluk halus 4 data (2%). Dalam pengungkapan bahasa makian tersebut tentu ada beberapa factor penyebab munculnya makian, diantaranya adalah factor social dan situasional. Dengan adanya bahasa makian dan factor penyebabnya terdapat dampak penggunaan bahasa makian itu sendiri menurunnya kualitas bahasa dan rendahnya gejala-gejala social.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Afria. Rengki. (2014). Inovasi Fonologis Isolek Kerinci di Kecamatan Bukit Kerman. Thesis. Padang: Universitas Andalas
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2018. Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia: Peta Bahasa Provinsi Jambi. Daring. 01 September 2018. http://118.98.223.79/petabahasa/infobahasa.php?idb=25.
Bell, T. Roger. 1976. Sociolingistics: Goals, Approaches and Problems. London: B.T. Batsford Ltd.
BPS Kabupaten Kerinci. (2016). Kabupaten Kerinci dalam Angka. Kerinci: CV. Salim Media
Chaer, Abdul. (2009). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Indrawati, Dianita. (2006). Makian dalam Bahasa Madura. Disertasi. Denpasar: Univeristas Udayana.
Leech, Geoffrey. (1974). Semantics. Harmondsworth, Middlesex: Penguin.
Leigh, Mark dan Lepine, Mike. (2005). Advanced Swearing Handbook. West Sussex: Summersdale Publisher Ltd.
Mahsun. (2007). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
McEnery, Tony. (2006). Swearing in English. New York: Routledge.
Soerjono, Soekanto. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudaryanto, (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Suwito. (1983). Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori dan Problema Surakarta: Henary – Offset.
Wijana, I Dewa Putu dan Rohmadi, Ahmad. (2006). Sosiolinguistik (Kajian Teori dan Analisis). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wijana, I Dewa Putu. (1996). Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2018-12-31

Versi

Terbitan

Bagian

Articles

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 > >>