An Ecocritical Perspective on Agrarian Symbolism in “Mengantar Benih padi ke Ladang”
DOI:
https://doi.org/10.22437/kalistra.v4i1.41372Keywords:
ecocritics, agrarian symbolism, perspective, literatureAbstract
This study explores the symbolic meanings of agrarian elements in Silvester Petara Hurit's short story Mengantar Benih Padi Terakhir ke Ladang to uncover the relationship between humans and nature through symbols such as rice seeds and fields. Employing a qualitative method and a descriptive-analytical approach, the research analyzes the short story's text and supporting literature to examine ecological perspectives, cultural values, and the conflict between agrarian traditions and modernity. The findings reveal that the short story represents agrarian symbols like rice, soil, trees, and life rituals as reflections of agrarian traditions, cultural identity, and the human-nature connection. The soil is portrayed as a metaphor for Mother Earth, while rice symbolizes life and the pride of agrarian communities. Additionally, the conflict between tradition and development reflects shifts in social values due to modernity. Agrarian symbolism in the story also highlights humanity's view of nature as a living entity with spiritual power while emphasizing the importance of maintaining ecological balance. This study significantly contributes to the understanding of agrarian symbolism in literature, particularly in the context of human-nature relationships, and offers a theoretical foundation for further studies on cultural and ecological dynamics in literary works.
Abstrak
Penelitian ini mengeksplorasi makna simbolik agraris dalam cerpen Mengantar Benih Padi Terakhir ke Ladang karya Silvester Petara Hurit untuk mengungkap hubungan manusia dengan alam melalui simbol-simbol seperti benih padi dan ladang. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif-analitis, penelitian ini menganalisis teks cerpen dan literatur pendukung untuk menggali pandangan ekologis, nilai budaya, serta konflik antara tradisi agraris dan modernitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerpen ini merepresentasikan simbol-simbol agraris seperti padi, tanah, pohon, dan ritual kehidupan sebagai refleksi tradisi agraris, identitas budaya, dan hubungan manusia dengan alam. Tanah diangkat sebagai metafora Ibu Pertiwi, sementara padi menjadi lambang kehidupan dan kebanggaan masyarakat agraris. Selain itu, konflik antara tradisi dan pembangunan mencerminkan perubahan nilai-nilai sosial akibat modernitas. Simbolisme agraris dalam cerpen ini juga mengungkapkan pandangan manusia terhadap alam sebagai entitas hidup dengan kekuatan spiritual, sekaligus menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya pemahaman tentang simbolisme agraris dalam sastra, khususnya dalam konteks relasi manusia dengan alam, serta menawarkan landasan teoritis untuk kajian lebih lanjut tentang dinamika budaya dan ekologis dalam karya sastra.
Downloads
References
Abrams, M. H. (1999). A Glossary of Literary Terms. 7th ed. Boston: Heinle & Heinle.
Anggraini, R. P. (2023). Analisis sudut pandang dalam Macan (Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2020). Undergraduate thesis, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.
Anindya, S., Yani, M. T., Sarmini, S., & Suprijono, A. (2024). Analisis Makna Simbolik dan Nilai-Nilai Motif Batik Jetis Sebagai Implementasi Etnopedagogi untuk Penguatan Karakter Profil Pelajar Pancasila. Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran, 7(1), 348-357. https://doi.org/10.30605/jsgp.7.1.2024.3943
Buell, L. (1995). The environmental imagination: Thoreau, nature writing, and the formation of American culture. Harvard University Press.
Chandler, D. (2002). Semiotics: The Basics. London: Routledge.
Glotfelty, C., & Fromm, H. (1996). The Ecocriticism Reader: Landmarks in Literary Ecology. Athens: The University of Georgia Press.
Halliday, M. A. K. (1985). An Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold.
Hapsari, P. P., Efendi, A., Widiatmi, T., Deswijaya, R., & Harsono, H. (2024). Makna Simbolik Pacul dan Nilai Pendidikan yang Terkandung di dalamnya (Kajian Etnolinguistik). Journal of Education Research, 5(3), 2999–3002. https://doi.org/10.37985/jer.v5i3.1391
Lisda, L., Palar, W. R., & Rotty, V. N. J. (2020). Makna simbol dalam bahasa Tominaa pada upacara rambu solo’ Tana Toraja singgi’na torampo tongkon. Jurnal BAHTRA, 1(2). https://doi.org/10.36412/jb.v1i2.2540
Haryanto, H. (2022). Nilai-Nilai Sosial dalam Cerpen Pilihan Kompas 2020 Macan. EDUKATIF Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3). https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2754
M., Hamidsyukrie, H., Suryanti, N. M. N., & Masyhuri, M. (2024). Tradisi Nunas Neda Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial di Desa Kesik Kecamatan Masbagik. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 9(3), 1597–1603. https://doi.org/10.29303/jipp.v9i3.2618
Margareth, R. A., Sijabat, C. M., & Sinulingga, J. (2024). Semiotika Analisis pada Ulos Mangiring Batak Toba. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 11744–11749. https://doi.org/10.31004/jptam.v8i1.14155
Ningsih, B. S. M., Hamidsyukrie, H., Suryanti, N. M. N., & Masyhuri. (2024). Tradisi Nunas Neda sebagai sarana memperkuat solidaritas sosial di Desa Kesik Kecamatan Masbagik. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 9(3). https://doi.org/10.29303/jipp.v9i3.2618
Sartini, N. W. (2017). Makna Simbolik Bahasa Ritual Pertanian Masyarakat Bali. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), 7(2), 99–120.
Saussure, F. de. (1916). Cours de linguistique générale. Payot.
Pulungan, R. A. (2023). Makna simbolik komunikasi memohon kelancaran pertanian dalam tradisi marpanggang di Desa Siunjam Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan (Undergraduate thesis). UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.
Unsha, A. F., & Abrian, R. (2024). Wacana Simbolik: Berita Pemakaian Kaus Bergambar Prabowo Oleh Kaesang dalam Pemberitaan Portal Online Liputan6 dan Kompas.com. Lingue: Jurnal Bahasa, Budaya, Dan Sastra, 6(1), 95–104. https://doi.org/10.33477/lingue.v6i1.6009
Williams, R. (1977). Marxism and Literature. Oxford University Press.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Rosita Sofyaningrum, Dewi Zulaekhah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Kalistra: Kajian Linguistik dan Sastra is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish their manuscripts in Kajian Linguistik dan Sastra agree to the following terms:
1. The copyright in each article belongs to the author.
2. The author acknowledges that Kajian Linguistik dan Sastra reserves the right to be the first to publish under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (Attribution 4.0 International CC BY-SA 4.0).
3. Authors may submit articles separately, arranging for non-exclusive distribution of manuscripts that have been published in this journal to other versions (e.g., delivery to the author's institutional repository, publication into a book, etc.), acknowledging that the manuscript has been first published in Kajian Linguistik dan Sastra.