Kode Hermeneutik, Kode Proaretik, dan Kode Budaya dalam Transliterasi Manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi

Authors

  • Asmi Ayu Ning Alim Universitas Jambi
  • Maizar Karim Universitas Jambi
  • Sovia Wulandari Universitas Jambi

DOI:

https://doi.org/10.22437/kalistra.v1i3.23276

Keywords:

kode, Hermeneutik, Proaretik, Budaya, tranliterasi, manuskrip

Abstract

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga kode yaitu kode hermeneutik, kode proaretik, dan kode budaya dalam transliterasi manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teori semiotika perspektif Roland Barthes. Data dalam penelitian ini berupa, kata, kalima, dan paragraf dalam transliterasi manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi. Sumber data yang digunakan adalah manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi yang telah disalin oleh Ngebi Sutho Dilagi Priyayi Rajo Sari, dan ditransliterasikah oleh Maizar Karim Program Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung 2002. Hasil penelitian ini diperoleh sebanyak 40 data dalam transliterasi manuskrip KRRJ yang terdiri dari 10 data kode hermeneutik, 17 data kode proaretik, dan 13 data kode budaya. ini menunjukkan bahwa dalam transliterasi manuskrip KRRJ terdapat kode (1) hermenenutik berupa teka-teki bentuk penundaan jawaban, bentuk jawaban sepenuhnya, dan bentuk pengacauan, (2) kode proaretik dengan serangkaian aksi dan akibat dari aksi, dan (3) kode budaya berupa aktivitas atau kegiatan tradisi, wujud budaya tata kelakuan atau norma sosial, dan wujud budaya bebrbentuk artefak atau peninggalan berupa benda hasil karya manusia. Kesimpulan Kode hermeneutik dalam transliterasi KRRJ terdiri dari bentuk teka-teki penundaan jawaban, jawaban seutuhnya, dan pengacauan. Kode proaretik terdiri dari serangkaian aksi para Raja yang pernah memimpin Jambi dan akibat dari aksinya. Sedangkan kode budaya terdiri dari wujud budaya yang sudah tidak diimplementasikan lagi dan budaya yang masih ada dan digunakan hingga saat ini.

Abstract

This study aims to describe three codes, namely the hermeneutic code, proaretic code, and cultural code in the transliteration of the Jambi Raja-Raja manuscript. The method used in this research is descriptive qualitative with the semiotic theory of Roland Barthes perspective. The data in this study are in the form of words, sentences, and paragraphs in the transliteration of the Jambi Kings Story manuscript. The data source used is the manuscript of the Story of the Kings of Jambi which has been copied by Ngebi Sutho Dilagi Priyayi Rajo Sari, and transliterated by Maizar Karim Postgraduate Program, Padjadjaran University, Bandung 2002. The results of this study obtained 40 data in the transliteration of the KRRJ manuscript consisting of 10 hermeneutic code data, 17 proaretic code data, and 13 cultural code data. This shows that in the transliteration of the KRRJ manuscript there are (1) hermeneutic codes in the form of puzzles in the form of delayed answers, complete answers, and confusion forms, (2) proaretic codes with a series of actions and consequences of actions, and (3) cultural codes in the form of activities. or traditional activities, cultural forms of behavior or social norms, and cultural forms in the form of artifacts or relics in the form of objects made by humans. Conclusion The hermeneutic code in the transliteration of the KRRJ consists of puzzles of delayed answers, complete answers, and confusion. The proaretic code consists of a series of actions of the Kings who once led Jambi and the consequences of their actions. While the cultural code consists of cultural forms that are no longer implemented and cultures that still exist and are used today.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afria, R., & Warni. (2021). The Hermeneutic Study in Jambi Malay Phrases as a Local Genius Culture. International Conference on Malay Identity (ICMI), 1(1), 150-153. Retrieved from https://www.conference.unja.ac.id/ICMI/article/view/92

Andalas & Sulistyorini. (2017). Sastra Lisan: Kajian Teori dan Penerapannya dalam Penelitian. Cetakan Pertama. Malang: Madani

Astika & Yasa. (2014). Sastra Lisan: Teori dan Penerapannya. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Fitrianingsih. (2019). Analisis Novel Rudy Kisah Masa Muda Sang Visioner Karya Gina S. Noer (Sebuah Kajian Semiotika Roland Barthes). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Mataram.

Hidayanti, Asri. (2021). Pelestarian Naskah Kuno Menggunakan Teknik Urauchi (Studi Kasus di Museum Aceh). Skripsi Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar- raniry.

Imron, dkk. (2017.) Kajian Semiotika dalam Novel Gajah Mada : Sanga Turangga Paksowani Karya Langit Kresna Hariadi. Lingua Franca. Vol. 11(2). Hal 510- 518.

Karim, Maizar. (2015). Menyelisik Sastra Melayu. Cetakan Pertama. Jakarta: Hostikultura. Karim, Maizar. 2020. Kearifan Lokal Melayu dalam Karya Sastra Melayu Klasik. Jurnal Pena Pendidikan Bahasa dan Sastra. Vol 9(2). Hal 78-89.

Latiar, Hadira. (2018). Preservasi Naskah Kuno sebagai Upaya Pelestarian Budaya Bangsa.Jurnal Al-Kuttab. Vol 5. Hal 67-83.

Mustika, Fina Amalia Masri. (2017). Kajian Semiotik Roland Barthes dalam Cerpen “Bayi yang Dipetik dari Sebatang Pohon†Karya Yetti A.KA. Prosiding Seminar

Nasional Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI), “Literasi Sastra dan Pengajarannyaâ€. FIB UHO. Hal 276-291.

Pradopo, dkk. (2003). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Widya.

Putri, dkk. (2020). Kajian Semiotik Roland Barthes pada Antologi Cerita Pendek Tunas Karya Eko Tunas dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tegal: Universitas Pancasakti.

Rengki Afria, Ade Kusmana, & Supian. (2021). Eksistensi Kosakata Budaya Jambi Sebagai Pemertahanan Identitas Sosial. Seminar Nasional Humaniora, 1(1), 153-157. Retrieved from https://www.conference.unja.ac.id/SNH/article/view/126

Sahidi. (2018). Pentingnya Pelestarian Naskah Kuno sebagai Warisan Budaya Bangsa. Jurnal Iqra’. Vol 12(02). Hal 105-116.

Siswantoro. (2016). Metode Penelitian Sastra. Cetakan Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudarsono, Blasius. (2009). Perpustakaan Cinta dan Teknologi. Jakarta: ISIPII

Susilawati, Hirma. (2016). Preservasi Naskah Budaya di Museum Sonobudoyo. Jurnal Al Maktabah. Vol 1.

Suwartono. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.

Warni, W., & Afria, R. (2019). Menelisik Kearifan Lokal Masyarakat Melayu Jambi Berbasis Cerita Rakyat dalam Membangun Peradaban. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 3(2), 295-313. https://doi.org/10.22437/titian.v3i2.8222

Warni, W., Afria, R. (2020). Analisis Ungkapan Tradisional Melayu Jambi: Kajian Hermeneutik. Sosial Budaya, 17(2), 83-94, http://dx.doi.org/10.24014/sb.v17i2.10585

Warni, W., Suryani, I., Afria, R., & Wardhani, A. K. (2022). Analisis Struktural Gurindam 12: Kajian Filologi. Prosiding Seminar Nasional Humaniora, 2, 38-47. Retrieved from https://www.conference.unja.ac.id/SNH/article/view/209

Warni, W., Suryani, I., Afria, R., & Maghfiroh, A. (2022). Structural and Meaning Analysis of Pantun Melayu in Malay Arabic Script Texts. Proceeding International Conference on Malay Identity, 3, 105-115. Retrieved from https://www.conference.unja.ac.id/ICMI/article/view/183

Yulanda, Indriyanti. 2018. Sistem Kode dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari sebuah Kajian Semiologi Roland Barthes. Program Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Negeri Makassar. Hal 1-20.

Downloads

Published

2023-01-13

How to Cite

Alim, A. A. N., Karim, M., & Wulandari, S. (2023). Kode Hermeneutik, Kode Proaretik, dan Kode Budaya dalam Transliterasi Manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi. Kajian Linguistik Dan Sastra, 1(3), 295-304. https://doi.org/10.22437/kalistra.v1i3.23276