Gaya Bahasa Perbandingan dalam Naskah 100 Monolog Karya Putu Wijaya

Authors

  • Ridwan Wahid Affani Universitas Jambi
  • Irma Suryani Universitas Jambi
  • Sovia Wulandari Universitas Jambi

DOI:

https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.24313

Keywords:

Gaya bahasa, perbandingan, naskah, 100 monolog

Abstract

The purpose of this research is to describe the style of comparative language contained in Putu Wijaya's 100 Monologues. This research is to reveal how the style of comparison is in the text. Manuscripts analyzed are only those with the theme of cruelty. The method used in this research is descriptive qualitative method. The approach used is an analytical approach. The data of this research is a comparative style of language and the data source is a text of 100 monologues. The research was conducted using data collection techniques, data analysis, and data verification. The results of the study show that there are (1) personification styles that summarize the subject being compared as if it is human in terms of actions, feelings, and other human traits. (2) the style of metaphor encapsulates the aspects put forward, namely the first point is directly connected to the second point. (3) the figurative language of parables has an aspect expressed by an explicit comparison, namely that direct similarity expresses a comparison of something like something else, namely like, like. So it can be concluded that the style of language found in Putu Wijaya's 100 Monologues tends to be personification which describes inanimate objects as if they were alive, then metaphor, namely the style of language that expresses analogical comparisons, and the style of language of equality, namely comparing something that is explicit. Based on the results of this study, it is suggested for other researchers to be able to conduct studies other than comparative language style for 100 Monologue manuscripts, because comparative language style is only one element of all parts of the story contained in the manuscript as the object of research. Therefore, it is possible to carry out several other studies to reveal the style of language conveyed in Putu Wijaya's 100 Monologues.

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa perbandingan yang terdapat dalam naskah 100 Monolog karya Putu Wijaya. Penelian ini untuk mengungkap bagaimana gaya bahasa perbandingan di dalam naskah tersebut. Naskah yang dianalisis hanya yang bertemakan kekejaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan analitis. Data penelitian ini adalah gaya bahasa perbandingan dan sumber datanya adalah naskah 100 monolog.  Penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data, analisis data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat (1) gaya bahasa personifikasi merangkum pokok yang dibandingkan itu seolah-olah berwujud manusia baik dalam tindakan, perasaan, dan perwatakan manusia lainnya. (2) gaya bahasa metafora merangkum aspek yang dikemukakan ialah pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. (3) gaya bahasa perumpamaan memiliki aspek yang dikemukakan oleh perbandingan yang bersifat eksplisit ialah bahwa kesamaan langsung menyatakan perbandingan sesuatu yang sama dengan hal yang lain yaitu seperti, bagai. Jadi dapat disimpulkan gaya bahasa yang ditemukan dalam naskah 100 Monolog karya Putu Wijaya cenderung ke personifikasi yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup, kemudian metafora yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan perbandiangan analogis, dan gaya bahasa persamaan yaitu membandingkan sesuatu yang bersifat eksplisit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan bagi peneliti lain agar dapat melakukan kajian selain gaya bahasa perbandingan untuk naskah 100 Monolog, karena gaya bahasa perbandingan hanya salah satu unsur dari seluruh bagian cerita yang terdapat pada naskah sebagai objek dari penelitian. Oleh sebab itu, beberapa penelitian lain sangat memungkinkan diadakannya untuk mengungkapkan gaya bahasa yang disampaikan dalam naskah 100 Monolog karya Putu Wijaya.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anggito., Johan Setiawan. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak Publish.

Arikunto, Suharsini. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Keraf, Gorys. (2005). Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Moleong. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pradopo, Rachmat Djoko. (2017). Pengkajian Puisi. Cet. XV. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Priyatni, Endah Tri. (2012). Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara.

Rosmawaty. (2011). Seni Drama. Medan: Perdana Mulya Sarana.

Satoto, Soediro. (2012). Analisis Drama dan Teater. Yogyakarta: Ombak.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharianto. (2005). Kumpulan Sastra Indonesia. Jakarta: Gudang Ilmu.

Sumardjo, Jakob. (2001). Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Wiyanto, Asul. (2002). Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.

Yusuf. (2017). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan. Jakarta : Kencana.

Downloads

Published

2023-09-29

How to Cite

Affani, R. W., Suryani, I., & Wulandari, S. (2023). Gaya Bahasa Perbandingan dalam Naskah 100 Monolog Karya Putu Wijaya. Kajian Linguistik Dan Sastra, 2(3), 285-292. https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.24313

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>