Naskah ini versi lama yang diterbitkan pada 2018-12-31. Baca versi terbaru.

UNGKAPAN TRADISIONAL MASYARAKAT KERINCI: KAJIAN BENTUK DAN TELAAH MAKNA

DOI:

https://doi.org/10.22437/titian.v2i02.5802

Kata Kunci:

ungkapan tradisional, masyarakat kerinci, ungkapan bahasa kerinci

Abstrak

Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah pentingnya untuk pendokementasian dan penginventarisasian ungkapan tradisional masyarakat kerinci sebagai bentuk pelestarian bahaya melayu Kerinci. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan makna ungkapan tradisional  masyarakat Kerinci yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pendidikan informal dan kontrol sosial. Metode atau pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang mengutamakan ketajaman analisis terhadap data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk ungkapan yang terdokumentasi sebanyak 125 ungkapan. Ungkapan-ungkapan tersebut ada yang berbentuk peribasa, pepatah, dan kiasan.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Danandjaja, James. 1991. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.
Galba, Sindu dan Sudiono. 2007. Folklor Nusantara: Ungkapan Tradisional Masyarakat Melayu-Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Jakarta: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Habib, Muhammad Alhada Fuadillah. 2012. Kontrol Sosial dan Perilaku Menyimpang, (Online), http://Alhada-fisip11.web.unair.ac.id), diakses tanggal 25 Januari 2018.
Haryanto, Joko Tri. 2013. “Kontribusi Ungkapan Tradisional dalam Membangun Kerukunan Beragama”. Jurnal Walisongo, Volume 21, No. 2.
Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: HISKI Jawa Timur.
Kabupaten Kerinci, 2018. www.kerincikab.go.id/2010/5/3. Diakses tanggal 10 Januari 2018.
Karim, Maizar. 2015. Menyelisik Sastra Melayu. Yogyakarta: Histokultura.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mana, Lira Hayu Afdatis dan Samsiarni. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Folklor. Yogyakarta: Deepublish.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Nurhasanah. “Makna Simbolik dalam Seloko Adat Melayu Jambi: Suatu Tinjauan Filosofis”. Abstrak. (Online), http://lib.ui.ac.id/opac/ui. Diakses Tanggal 20 Januari 2018.
Purnama, Yuzar. 2005. Inventarisasi dan Analisis Ungkapan Tardisional Di Kabupaten Tasikmalaya. Bandung: Balai Kajian Jarahnitra.
Rohman, Fathur. 2016. “Rahasia Tahajjud untuk Meningkatkan Kecerdasan Kata dan Makna: Telaah Sosiolinguistik dan Simantik”. Jurnal Al Ta’dib, volume 6, No 1.
Saleh, Sukmawati. “Kearifan Lokal Masyarakat Kaili Sulawesi Tengah” . Jurnal: Academica, Volume 5, No. 02.
Sardila, Vera. 2016. “Analisis Semiotika pada Tunjuk Ajar Melayu Sebagai Pendekatan Pemahaman Makna dalam Komunikasi”. Jurnal Risalah, Volume 27, No. 2.
Suastika, I Made. 2011. Tradisi Sastra Lisan (Satua) di Bali (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna). Denpasar: Pustaka Larasan.
Sukatman. 2012. Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.
Sulistyorini, Dwi dan Eggy Fajar andalas. 2017. Sastra Lisan: Kajian Teori dan Penerapannya dalam Penelitian. Malang: Madani.
Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan (Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan Disertasi Contoh Penerapannya). Yogyakarta: Lamalera.
Usman, Amir Hakim. 1988. “Fonologi dan Morfologi Bahasa Kerinci Dialek Sungai Penuh” (Disertasi). Jakarta: Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2018-12-31

Versi

Terbitan

Bagian

Articles