ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI DATARAN TINGGI KERINCI PROVINSI JAMBI
DOI:
https://doi.org/10.22437/jiituj.v1i1.3735Abstract
Analisis usahatani terhadap 10 responden yang melakukan usahatani kentang memberikan gambaran bahwa biaya produksi terbesar didapat pada biaya pembelian bibit sebesar Rp. 5.800.000,- atau 29,04 % dari jumlah biaya produksi. Penggunaan bibit berkisar antara 1795 kg – 3125 kg/ha atau rata-rata 2566 kg/ha. Tingginya kebutuhan bibit persatuan luas erat hubungannnya dengan ukuran umbi bibit yang digunakan, dimana ada kecendrungan semakin besar ukuran umbi bibit maka jumlah bibit yang dibutuhkan per hektarnya semakin banyak. Edi., (2005) menyatakan bahwa ukuran umbi bibit kentang yang ideal adalah + 45 gram/umbi atau setara dengan 1500 – 2000 kg/ha. Secara umum sumber bibit yang digunakan petani barasal dari; (1) hasil guliran tanaman sendiri, (2) dibeli dipasaran yang berasal dari petani atau pedagang hasil tanaman dari Kerinci, (3) dibeli dipasaran yang berasal dari luar Kerinci, dan (4) dibeli di BBIK Kayu Aro dan telah ditanam beberapa generasi. Pada umumnya semua bibit yang digunakan tidak jelas lagi asal usulnya terutama generasi dari bibit tersebut. Hal ini mendorong petani memberikan pemupukan dan pengendalian hama serta penyakit diatas dosis anjuran sehingga biaya produksi menjadi tinggi. Sejalan dengan arahan kebijakan pembangunan pertanian akhir-akhir ini yang lebih mengarah kepada peningkatan pendapatan petani, maka penerapan konsep analisis usaha bagi setiap pelaku produksi harus dilakukan. Melalui penerapan konsep ini petani produsen dapat mempertimbangkan jenis usaha yang menghasilkan keuntungan tertinggi berbagai alternatif yang tersedia. Analisis finansial diversifikasi teknologi budidaya komoditas sayuran total biaya saprodi dan tenaga kerja Rp. 27.920.000,- dengan total penerimaan sebesar Rp. 81.909.650,- petani memperoleh keuntungan Rp. 53.989.650,- dengan R/C ratio 2,93 (>1) dan B/C ratio 1,93 (>1) nilai ini menunjukkan bahwa penerimaan kotor 2,93 kali lipat biaya yang dikeluarkan. Angka R/C ratio 2,93 berarti bahwa setiap Rp. 100,- yang dikeluarkan petani dalam berusahatani memperoleh penerimaan sebesar Rp. 293,- atau B/C ratio 1,93 berarti bahwa setiap Rp. 100,- yang diinvestasikan akan memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp. 193,-.
Downloads
Downloads
Published
Versions
- 2017-06-09 (1)
- 2017-06-09 (1)
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright Notice:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)