PERBANDINGAN GAMBARAN MIKROSKOPIS HATI TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN ANTIADHESIF INTRAABDOMINAL
Abstract
ABSTRACT
Background: Postoperative peritoneal adhesion formation after surgery is result of laparotomy. Honey has a
long history medicine as anti-inflammatory, anti-bacterial and wound healing agent. Majority of the public
considered herbal medicine as having low side effects the purpose of this study to investigate the Comparison of
microscopic hepar in wistar after intraabdominal antiadhesive.
Methods: twenty five male wistar rats divide into five group. Control positive group as group A, 0.9% sodium
chloride as group B, 0.27 ml/ 200 gram dose of honey as Group C and 0.54 ml/ 200 gram dose of honey as
group D. control negative as Group E. microscopic hepar such as necrosis, inflammatory and haemorage. The
data will be analysed with statistic method.
Result: mean haemorage at group A (2.2), B(2.4), C(1.2), D(1.2) and E (1). Mean portal inflamation in group A
(1), B(1), C(1), D(1) and E (0.8). mean lobular inflamation in group A(1), B(1), C(1) D(1) dan E (1.2). there were
no signicant mean score microscopic appearance at the group at haemorage with p:0.216, portal inflamation
with p : 0.406, and lobular inflammation with p : 0.86. Comparison haemorage in group A vs E was no significant
(p: 0.095) B Vs E (p: 0.69) group C vs E (p: 0.69) and D Vs E(p: 0.69. comparison of portal inflammatory and
lobular inflammatory in group A vs E was no significant (p: 0.69) B Vs E (p: 0.69) group C vs E (p: 0.69) and D
Vs E(p: 0.69)
Conclusion: Jambi’s Honey as antiadhesive agent is safe because microscopic hepar was not significant
damage
Key word: microscopis, hepar, Jambi’s honey
ABSTRAK
Latar belakang: Adhesi peritoneum merupakan konsekuensi yang dapat terjadi setelah dilakukan laparotomy.
Madu merupakan salah satu obat yang memiliki efek sebagai anti adhesive, antibakteri, dan penyembuhan luka.
Herbal medicine dipercayai memiliki efek samping yang rendah Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi perbandingan gambaran mikroskopik hepar tikus wistar setelah pemberian madu intra
abdominal
Metode: 25 tikus laki-laki jenis wistar dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok A sebagai kontrol positif
kelompok NaCl 0.9% sebagai kelompok B, kelompok pemberian madu dosis 0.27 ml/ 200 gram sebagai
kelompok C dan kelompok pemberian madu dosis 0.54 ml/ 200 gram sebagai kelompok D dan kelompok control
negative kelompok E. penialaina secara mikroskopis berupa necrosis, inflamasi dan perdarahan. Data
dikumpulkan dan dianalisis secara statistic
Hasil: rerata haemorage pada kelompok A (2.2), B(2.4), C(1.2), D(1.2) dan E (1). Rerata inflamasi portal pada
kelompok A (1), B(1), C(1), D(1) dan E (0.8). rerata inflamasi lobular kelompok A(1), B(1), C(1) D(1) dan E (1.2).
tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan secara statistic antara variable Hemorrage(p Value 0.216),
inflamasi portal (p Value 0.406), dan inflamasi lobular (0.86) pada kelompok tersebut. Perbandingan haemorageJ
pada kelompok A vs E tidak bermakna (p: 0.095) B Vs E (p: 0.69), C vs E (p: 0.69) dan D Vs E(p: 0.69.
perbandingan inflamasi portal dan inflamasi lobular pada kelompok A vs E tidak bermakna (p: 0.69) B Vs E (p:
0.69) C vs E (p: 0.69) dan D Vs E(p: 0.69)
kesimpulan: madu jambi sebagai anti adhesive dianggap aman karena gambaran mikroskopik hepar
menunjukkan tidak terdapat perbedaan kerusakan yang bermakna.
Kata kunci: mikroskopis, hepar, madu Jambi