Menyibak Dimensi Ekologis dan Dimensi Humanis dalam Upacara Roko Molas Poco dan Ensiklik Laudato Si’ Artikel 89 – 92

Authors

  • Hyronimus Dominggus Sekolah Tinggi FIlsafat Teologi Widya Sasana, Malang
  • Pius Pandor Sekolah Tinggi FIlsafat Teologi Widya Sasana

DOI:

https://doi.org/10.22437/titian.v6i1.15933

Keywords:

nature, ecology, laudato si', roko molas poco, relations, women.

Abstract

The focus of this study is to find the similarities and actuality of the ecological and humanist dimensions in the Roko Molas Poco ceremony with Pope Francis' Encyclical Laudato Si’ on a universal communion. In the Roko Molas Poco ceremony, the relational aspect between humans and their fellow humans is emphasized as well as between humans and nature. This ceremony describes the way the Manggarai people treat nature and humans. This basic assumption seems to be in line with the idea of ​​Pope Francis in Laudato Si'. Humans depend on nature, and nature also depends on humans who manage it. Thus, from the human side, the way to relate to nature is not to exploit it on a large scale, but to cultivate it while still paying attention to its conservation. Likewise, the sense of humanity is truly the basic foundation in relating to others. This study uses qualitative research with a comparative approach between the Roko Molas Poco ceremony and the idea of ​​a Universal Communion in the Encyclical Laudato Si'. This study resulted in the finding that in the Roko Molas Poco ceremony, aspects of the ecological and human dimensions have similarities in the concept of a Universal Communion contained in Laudato Si’.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Armada Riyanto. (2000). Etika. STFT Widya Sasana.

Armada Riyanto. (2013). Menjadi-Mencintai. Kanisius.

Armada Riyanto. (2018). Relasionalitas, FIlsafat Fondasi Interpretasi: Aku, Teks, Liyan, Fenomen. Kanisius.

Aulia, L. (2021). Krisis Kemanusiaan di Myanmar Kian Parah. https://www.kompas.id/baca/internasional/2021/06/10/krisis-kemanusiaan-di-myanmar-kian-parah/

Eduardus Raja Para. (2019). Ajaran Gereja Katolik tentang Perdagangan Manusia. Atma Reksa: Jurnal Pastoral Dan Kateketik, 4(1), 15–19.

Fransiskus, P. (2016). Laudato Si’ (Terpujilah Engkau). Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Jelahut Felisianus , Uud Wahyudin, A. B., Felisianus, J., & Wahyudin, U. (2020). Memahami Kearifan Lokal Masyarakat Manggarai Ntt Dalam Melindungi Lingkungan. In I. Bakti, S. Sumartias, & P. Subekti (Eds.), Komunikasi Berbasis Kearifan Lokal (p. 44). Unpad Press.

Jemali, M., Ngalu, R., & Jebarus, A. (2017). Terhadap Martabat Perempuan Manggarai. Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 09(10), 85–94.

Kemenlkh. (2017). Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 2016. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia, 1–149.

Keraf, S. (2010). Etika Lingkungan Hidup. Buku Kompas.

Koentjaraningrat. (1990). Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Djambatan.

Leonardus Nyoman. (2015). Upacara Roko Molas Poco. https://floresexotictours.tumblr.com/post/128635869932/more-upacara-roko-molas-poco-gendang-tenda

McGrath, M. (2021). Perubahan iklim: Suhu terpanas dalam sejarah, gelombang panas lebih intens, laporan IPCC berisi ‘kode merah bagi umat manusia.’ https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58146664

Mukese, J. D. (2012). Makna Hidup Orang Manggarai. In Martin Chen (Ed.), Iman, Budaya dan Pergumulan Sosial (p. 124). Obor.

Ngahu, S. S. T. (2020). Mendamaikan Manusia Dengan Alam : Kajian Ekoteologi Kejadian1 : 26-28. Jurnal Teologi Kristen, 2(2), 77–88.

Ngare, F. (2014). Studi Komunikasi Budaya Tentang Upacara Ritual Congko Lokap Dan Komunikasi Dalam Pengembangan Pariwisata Daerah Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal J-Ika, 1(1), 40–50. http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika/article/view/230

Niman, E. M. (2019). Kearifan lokal dan upaya pelestarian lingkungan alam. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan MISSIO, 11(10), 91–106. http://unikastpaulus.ac.id/jurnal/index.php/jpkm/article/view/139

Oktavia, A., Ayu Dwi Lestari, & Depict Pristine Adi. (2020). Perlindungan Hukum Pemerintah Indonesia Terhadap Tenaga Migran Korban Perdagangan Manusia: Studi Kasus Human Trafficking. Jurnal Al-Ahkam: Jurnal Hukum Pidana Islam, 2(1), 12–22. https://doi.org/10.47435/al-ahkam.v2i1.325

Pandor, P. (2014). Seni Merawat Jiwa. Obor.

Pristiandaru, D. L. (2021). PBB Tuding Taliban Abaikan Hak-hak Perempuan. https://www.kompas.com/global/read/2021/09/09/053057770/pbb-tuding-taliban-abaikan-hak-hak-perempuan?page=all

Siahaya, N. R. (2018). Peranan Perempuan Menurut Perjanjian Baru bagi Perkembangan Kepemimpinan Perempuan di dalam Gereja. Jurnal Teruna Bhakti, 1(1), 33–41. http://e-journal.stakterunabhakti.ac.id/index.php/teruna/article/view/9

Sutam, I. (2012). Menjadi Gereja Katolik yang Berakar dalam Kebudayaan Manggarai. In M. Chen (Ed.), Iman, Budaya dan Pergumulan Sosial (p. 177). Obor.

Yohanes S Lon, & Widyawati, F. (2020). Mbaru Gendang, Rumah Adat Manggarai, Flores. Kanisius.

Yuono, Y. R. (2019). Etika Lingkungan : Melawan Etika Lingkungan Antroposentris Melalui Interpretasi Teologi Penciptaan Yang Tepat Sebagai Landasan Bagi Pengelolaan-Pelestarian Lingkungan. FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan Praktika, 2(1), 183–203. https://doi.org/10.34081/fidei.v2i1.40

Downloads

Published

2022-06-23

How to Cite

Dominggus, H., & Pandor, P. . (2022). Menyibak Dimensi Ekologis dan Dimensi Humanis dalam Upacara Roko Molas Poco dan Ensiklik Laudato Si’ Artikel 89 – 92 . Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 6(1), 23 - 37. https://doi.org/10.22437/titian.v6i1.15933

Issue

Section

Articles