Jejak Bencana Alam di Kerinci dan Dampaknya Bagi Masyarakat dan Pemerintah Kolonial Belanda 1920-1939

Isi Artikel Utama

Budi Darmawan
Faras Puji Azizah
Muhammad Alhuzaini

Abstrak

Artikel ini membahas bencana alam yang terjadi di Kerinci pada masa kolonial Belanda periode 1920-1939. Dalam bencana ini masyarakat Kerinci mengalami kerugian yang sangat besar. Untuk itu dalam kajian terdapat beberapa masalah untuk dibahas yaitu, apa-apa saja bencana alam yang menerjang Kerinci masa Kolonial Belanda. Metode Sejarah yang digunakan dalam penelitian ini dengan pengumpulan data melalui Heuristik, Kritik sumber, Intrepretasi, dan Historiografi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Kerinci mengalami serangkaian bencana alam pada tahun 1920-1939. Gempa bumi, banjir, kebakaran, dan lainnya. Beberapa kejadian seperti gempa dianggap tidak destruktif, dan ada juga peristiwa yang menyebabkan kerugian materi dan korban jiwa. Kondisi geografis Kerinci sering menjadi faktor pemicu bencana alam terjadi. Pada tahun 1939, gempa bumi yang mengguncang Kerinci menjadi pengingat akan potensi bahaya yang melekat dalam keindahan alam, terutama keberadaan Gunung Kerinci yang masih aktif. Meskipun masyarakat menunjukkan ketangguhan dan solidaritas, penanganan bencana pada masa kolonial lebih terpusat pada pemerintah, yang melakukan upaya mitigasi dan koordinasi bantuan seperti pengiriman obat-obatan dan bantuan medis dan bantuan lainnya. penelitian ini memberikan gambaran tentang kerentanan Kerinci terhadap bencana alam pada masa kolonial Belanda. Sementara masyarakat dan pemerintah kolonial berupaya merespons bencana, tantangan dan kerumitan tetap menjadi bagian dari upaya penanggulangan pada periode tersebut.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Darmawan, B., Puji Azizah, F., & Alhuzaini, M. . (2023). Jejak Bencana Alam di Kerinci dan Dampaknya Bagi Masyarakat dan Pemerintah Kolonial Belanda 1920-1939. Siginjai: Jurnal Sejarah, 3(2), 91-105. https://doi.org/10.22437/js.v3i2.29321
Bagian
Articles
Biografi Penulis

Faras Puji Azizah, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Muhammad Alhuzaini, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang