EFEK SALEP EKSTRAK PINANG TERHADAP LEVEL FIBROBLAST DAN KOLAGEN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA
DOI:
https://doi.org/10.22437/jmj.v7i1.7121Abstract
ABSTRACT
Background: Some plants, such as betel nuts (Areca catechu), is used as traditional antiseptic. Betel nut mash is applied on ulcus wound. Fibroblast and collagen are important factor in wound healing. Research objective : this study is to determine the effect of betel nuts extract on fibroblast and collagen level in full thickness wound healing processs. Methodology: this study used male rats Sprague dawney that randomly divided into 3 groups. Groups I received no treatment, groups II and III received areca catechu extracts with concentration 15% and 30% respectively. There are 12 rats in each groups. The treatment is given every day without wound’s debridement. Incision were made full thickness with diameter size 1,5 cm, on right back skin was made by lidocain anesthesia subcutaneously. Wound area were measured every days. Termination of rats were done in day 7 and day 16 to histopathology assessment with Haematoxylin-Eosin stain for fibroblast and collagen level by semiqualitative score. Results: level of collagen were higher in group that received extract but level of fibroblast were lower than control group in histopathology of day 7th. Conclusion: Extract of betel nut increased level of collagen.
Keyword : areca catechu, betel nuts, wound, fibroblast, collagen, histopathology
ABSTRAK
Latar belakang : Beberapa tanaman digunakan sebagai antiseptik luka, salah satunya biji pinang untuk penyembuhan luka ulkus. Fibroblast dan kolagen merupakan salah satu faktor penting dalam penyembuhan luka. Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui efek ekstrak biji pinang terhadap level fibroblast dan kolagen pada proses penyembuhan luka full thickness Metode : Penelitian ini menggunakan tikus galur Sprague dawney jantan berusia 2-3 bulan dan telah mendapatkan persetujuan etik. Setelah aklimatisasi, tikus dibagi secara acak masing-masing 12 ekor dalam 3 kelompok, yaitu kelompok I tanpa perlakuan, kelompok II diberikan salep ekstrak biji pinang 15%, kelompok III diberikan salep ekstrak biji pinang 30%. Luka full thickness dibuat dengan diameter 1,5 cm di daerah punggung belakang bagian kanan dengan anestesi lidokain subkutan. Perlakuan dilakukan setiap hari tanpa debridemen luka. Luas luka diukur setiap hari. Terminasi dilakukan pada hari ke 7 dan 16 untuk pemeriksaan histopatologi jaringan luka dengan pengecatan Haematoxylin-Eosin. Skoring secara semikualitatif untuk menilai fibroblast dan kolagen. Hasil : Pada kelompok ekstrak pinang terdapat peningkatan level kolagen, akan tetapi tidak terjadi peningkatan level fibroblast pada hasil histopatologi luka kulit hari ke-7. Kesimpulan : terjadi peningkatan level kolagen pada pemberian ekstrak biji pinang.
Kata kunci : biji pinang, luka, histopatologi, fibroblast, kolagen