HUBUNGAN FEAR OF MISSING OUT DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PENGGUNA SOSIAL MEDIA DEWASA AWAL

Authors

  • Thabitha Marsya
  • Brigitta Angie Petrawati
  • Penny Handayani

Abstract

ABSTRACT

Bcakground: Social media makes it easier to get information and communicate remotely quickly and efficiently. However, the use of excessive social media can have a negative impact on its users, such as experiencing fear of missing out (FoMO). FoMO occurs due to the fear of missing a moment and feeling that other people's lives are better than theirs. This research aims to see the relationship between FoMO and the subjective well-being of social media users in early adulthood.

Methods: The study used a quantitative approach with convenience sampling technique to obtain 55 trial research participants and 165 field test research participants with the characteristics: (1) aged 18-25 years; (2) domicile in Jabodetabek; (3) have more than one social media application. The study used the Fear of Missing Out Scale (FoMOs). To measure subjective well-being, researchers used the Satisfaction with Life Scale (SWLS). The data collection technique was carried out online by using a questionnaire in the form of a Google Forms. Statistical analysis used is correlation technique.

Result:  Based on the results, there is a significant relationship between FoMO and subjective well-being.

Conclusion: It can be concluded that FoMO has a relationship with subjective well-being in early adult social media users.

 

Keywords: early adulthood, fear of missing out, subjective well-being

  ABSTRAK

Pendahuluan: Media sosial memudahkan penggunanya untuk mendapatkan informasi serta komunikasi jarak jauh dengan cepat dan efisien. Namun, penggunaan media sosial yang terlalu intens dapat memberikan dampak negatif, seperti mengalami fear of missing out (FoMO). FoMO terjadi karena adanya perasaan takut kehilangan suatu momen dan merasa kehidupan orang lain lebih baik dari dirinya.

Metode: Penelitian ini hendak ingin melihat hubungan FoMO dengan subjective well-being pengguna media sosial pada dewasa awal. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik convenience sampling sehingga memperoleh 55 partisipan penelitian uji coba dan 165 partisipan penelitian uji lapangan dengan karakteristik: (1) berusia 18-25 tahun; (2) domisili di Jabodetabek; (3) memiliki lebih dari satu aplikasi media sosial. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka penelitian menggunakan alat ukur Fear of Missing Out Scale (FoMOs). Lalu untuk mengukur subjective well-being, peneliti menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS). Pengumpulan data dilakukan secara online menggunakan kuesioner dalam bentuk Google Forms. Analisis statistik yang digunakan yaitu teknik korelasi.

Hasil: Berdasarkan hasil analisis statistik terdapat hubungan yang signifikan antara FoMO dengan subjective well-being.

Kesimpulan: Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa FoMO memiliki hubungan dengan subjective well-being pada pengguna media sosial yang berusia dewasa awal.

 

Kata kunci: fear of missing out, subjective well-being, dewasa awal

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2022-06-30

How to Cite

Marsya, T., Petrawati, B. A. ., & Handayani, P. . (2022). HUBUNGAN FEAR OF MISSING OUT DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PENGGUNA SOSIAL MEDIA DEWASA AWAL. Jambi Medical Journal : Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 10(2), 319-334. Retrieved from https://online-journal.unja.ac.id/kedokteran/article/view/19248