ANALISIS DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESTLESSNESS LEG SINDROM PADA PENDERITA CHRONIC KIDNEY DISEASE END STAGE DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
DOI:
https://doi.org/10.22437/jmj.v9i0001.12896Abstract
ABSTRAK
Latar Belakang: Restless legs syndrome (RLS) merupakan masalah kesulitan tidur atau bangun sesaat setelah
onset tidur karena sensasi kaki yang tidak menyenangkan. Gangguan ini dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu
RLS idiopatik (iRLS) dan RLS sehubungan dengan berbagai kondisi yang melatarbelakangi, seperti anemia
defisiensi besi, kehamilan, penyakit Parkinson, dan penyakit ginjal tahap akhir. Prevalensi RLS pada pasien
penyakit gagal ginjal lebih besar yang berkisar antara 6,6 hingga 62%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
factor-faktor determinan yang berhubungan dengan tingkat keparahan Restless legs syndrome pada penderita
gagal ginjal akut stadium akhir yang sedang menjalani hemodialisa.
Metoda : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menguji korelasi antar beberapa variable dengan
pendekatan cross sectional study. Sampel adalah seluruh penderita penderita gagal ginjal akut stadium akhir yang
sedang menjalani hemodialisa berjumlah 50 orang dipilih menggunakan Teknik concecutive sampling. data
dianalisis secara univariate menggunakan distribusi frekuensi, dan secara bivariate dengan uji, spearman-rank,
coofecient correlation dengan tingkat signifikansi (p≥0.05).
Hasil & Pembahasan : Hasil penelitian di dapatkan adanya hubungan antara umur (p=0,053, p<0,05) lama
menjalani hemodialisa (p=0,056, p<0,05) dengan Kejadian RLS berdasarkan uji Rank Spearman. Dimana
responden dengan kelompok usia >60 tahun yang menderita RLS kondisi sangat parah, sedangkan kelompok usia
35-45 tahun mayoritas mengalami kondisi RLS Parah. Penderita CKD yang mengalami kondisi RLS parah
umumnya terjadi pada pasien yang menjalani HD <12 bulan hingga 48 bulan. Sedangkan RLS sangat parah tidak
terlalu banyak namun dijumpai pada responden dengan lama HD 12-48 bulan (3,2%). Sebaliknya hasil uji statistic
coofecient contingency menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan RLS.
Namun hasil penelitian menunjukkan laki-laki lebih banyak mengalami RLS dengan kondisi parah (33,3%)
dibanding perempuan (17,2%).
Kata Kunci : Restlessness-leg-syndrome, chronic-kidney-disease, factor