SEBARAN MINERAL IKUTAN TIMAH DI WILAYAH BEKAS PENAMBANGAN MENGGUNAKAN METODE SELF POTENTIAL (SP) SEBAGAI INDIKASI AWAL KETERDAPATAN LOGAM TANAH JARANG (LTJ)
DOI:
https://doi.org/10.22437/jop.v7i2.18282Keywords:
self potential, XRF, LTJ, monasit, xenotimAbstract
Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi produsen logam tanah jarang (LTJ) yang semakin dibutuhkan untuk industri dalam negeri ataupun global. Data pusat sumber daya geologi menyebutkan bahwa cadangan mineral LTJ saat ini di Indonesia diperkirakan sekitar 200.000 ton. Endapan LTJ yang berasosiasi dengan batuan granitik dijumpai pada jalur timah Indonesia, salah satunya Bangka Belitung. Mineral tanah jarang (monasit, xenotime dan zircon) diasosiasikan dengan deposit alluvial timah, uranium dan emas. Di kepulauan Bangka Belitung mineral tanah jarang ditemukan sebagai mineral ikutan dari proses penambangan dan ekstraksi mineral timah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sebaran mineral ikutan timah jarang menggunakan metode self potential dan menganalisis indikasi keterdapatan mineral logam tanah jarang menggunakan metode XRF. Metode Self potential dilakukan dengan menerapkan desain akuisisi fixed based. Pengambilan sampel uji XRF dilakukan secara acak yang tersebar di beberapa titik di sepanjang area penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebaran mineral di daerah Danau Ampar tidak tersebarsecara merata. Mineral Quartz Vein dan Pegmatite (+10 hingga + 70 mV) sebagai mineral pembawa bijih timah mendominasi bagian Timur ke arah Baratlaut dan Barat hingga Baratlaut. Berdasarkan metode XRF terdapat indikasi keterdapatan elemen unsur tanah jarang Y, Eu dan Nd dengan kemungkinan mineral LTJ berupa Monazite dan Xenotime.
Downloads
References
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (2016)
Barber, J,A., Crow, dan M,J., Milsom, J,S., 2005, Sumatra: Geology, Resources and Tectonic Evolution, The Geological Society, London
Everet, M. E., 2013. Near-Surface Applied Geophysics. Cambridge University Press
Inatadon, N. F., Abdurrachman, M., dan Aziz, M. (2015). Geologi dan Studi Logam Tanah Jarang Daerah Kacang Botor dan sekitarnya, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Paper dipresentasikan pada Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-8 15-16 Oktober 2015 Pp. 744-753.
Gunradi, R., Tampubolon, A., Pardiarto, B., Sunuhadi, D.N., Hilman, P. M., Awaludin, M., Sayekti, B., Faisal, R.M., Hatta H.M.W., Sulaeman, Heditama, D.M., Nugraha, R.S., 2019, Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia, PSDMBP ESDM, Bandung
Katili, J.A. (1967) Structure And Age of The Indonesian Tin Belt With Special Reference to Bangka. Tectonophysics Elsevier Publishing Company, Amsterdam
Kusmita, T., 2021, November. 2D electrical resistivity imaging to determine depth of andesite spreading at Tanjung Batu, Jambi as eco-friendly exploration of minerals method. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 926, No. 1, p. 012046). IOP Publishing.
Manga, A.S. dan Djamal, B. 1994. Peta Geologi Lembar Bangka Utara, Sumatra. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Metcalfe, I., 2011, Tectonic framework and Phanerozoic evolution of Sundaland, Gondwana Research.
Legaz, A., et al., 2009. Self-potential and passive seismic monitoring of hydrothermal activity: A case study at Iodine Pool, Waimangu geothermal valley, New Zealand. Journal of Volcanology and Geothermal Research 179 (2009), pp 11–18.
Reynolds, J. M., 2011. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics. Wiley.
Suprapto, J. (2009). Tinjauan Tentang Unsur Tanah Jarang. Pusat Sumber Daya Geologi.
Suprapto, J. (2012). Memasuki Era Tanah Jarang. Geomagz Vol. 6 No. 3.
Telford, W.M., Geldart, L.P., and Sheriff, R.F. (1990). Applied Geophysics Second Edition. Edinburgh: Cambridge University Press.