Evaluasi Edukasi Kesehatan pada Pekerja Home Industry Batik Mitra Inovasi Ademos Indonesia

Authors

  • Erni Astutik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
  • Shintia Yunita Arini Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
  • Dominikus Raditya Atmaka Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
  • A. Shodiqurrosyad Ademos Indonesia
  • Latifah Fakhrur Ademos Indonesia
  • Nur Afi Laili Ademos Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22437/jssm.v3i2.16738

Keywords:

gaya hidup sehat, gizi kerja , home industry, gangguan muskuloskeletal, sindroma metabolik, healthy lifestyle, occupational nutrition, musculoskeletal disorder, metabolic syndrome

Abstract

Sindroma metabolik adalah kumpulan masalah atau gejala kesehatan yang menyebabkan penyakit degeneratif dengan prevalensi yang terus meningkat pada pekerja salah satunya home industry. Selain itu, pekerja juga mudah mengalami penyakit muskuloskeletal karena sikap kerja yang tidak ergonomik terutama pada pekerja home industry yang tidak mempunyai standar kerja. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengukur perbedaan pengetahuan pekerja home industry batik sebelum dan sesudah diberikan edukasi kesehatan tentang sindroma metabolik, kesehatan kerja, dan gizi kerja. Proses pengambilan data menggunakan metode kuasi eksperimental dan dilaksanakan pada Bulan September 2021. Besar sampel adalah 30 pekerja home industry batik dengan metode sampling secara purposif. Data dianalisis dengan uji paired T-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa 80% subjek adalah perempuan, rata-rata berusia 31,5 ±11,6 tahun, 43,3% subjek tamatan SMP, serta 73,3% sudah menikah. Hanya 3,3% subjek merokok dan 83.3% subjek mempunyai anggota keluarga merokok. Sebagian besar subjek akan ke pelayanan kesehatan jika sakit (93,3%). Terdapat peningkatan signifikan pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang kesehatan kerja (p=0,030), sindroma metabolik (p<0,001), dan gizi kerja (p<0,001). Terdapat perbedaan signifikan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Oleh karena itu, program kesehatan untuk menurunkan angka sindroma metabolik dan musculoskeletal disorder perlu untuk menyasar pada pekerja home industry.

 

Kata kunci: gaya hidup sehat, gizi kerja, home industry, gangguan muskuloskeletal, sindroma metabolik

Downloads

Download data is not yet available.

References

WHO. A global brief hypertension: Silent killer, global public health crisis. 2013.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan nasional Riset Kesehatan Dasar. 2018.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018. 2018.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. 2019.

Alegría E, Cordero A, Laclaustra M, Grima A, León M, Casasnovas JA, et al. Prevalence of metabolic syndrome in the Spanish working population: MESYAS registry. Rev Española Cardiol (English Ed. 2005;58(7):797–806.

Lohsoonthorn V, Lertmaharit S, Williams MA. Prevalence of metabolic syndrome among professional and office workers in Bangkok, Thailand. JOURNAL-MEDICAL Assoc Thail. 2007;90(9):1908.

Semiardji G. The prevalence of the metabolic syndrome: Findings from the epidemiological study on obesity and its comorbidities in Indonesian populations. In: Proceedings of the 3rd National Obesity Symposium Hotel Shangri La Jakarta. 2004. p. 15–6.

Zahtamal Z, Prabandari YS, Setyawati L. Prevalensi sindrom metabolik pada pekerja perusahaan. Kesmas J Kesehat Masy Nas (National Public Heal Journal). 2014;9(2):113–20.

Permatasari FL, Widajati N. Hubungan sikap kerja terhadap keluhan musculoskeletal pada pekerja home industry di Surabaya. Indones J Occup Saf Heal. 2018;7(2):220–39.

Rahman A. Analisis Postur Kerja dan Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorder (MSDs) pada Pekerja Beton Sektor Informal di Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Tahun 2017. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; 2017.

Icsal M, Sabilu Y, Pratiwi AD. Faktor yang berhubungan dengan keluhan musculoskeletal disorders (msds) pada penjahit wilayah pasar panjang kota kendari tahun 2016. (Jurnal Ilm Mhs Kesehat Masyarakat). 2016;1(2).

Sari EN, Handayani L, Saufi A. Hubungan Antara Umur dan Masa Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Laundry. J Kedokt dan Kesehat. 2017;13(2):183–94.

Tarwaka. Ergonomi Indutri: Dasar-Dasar Ergonomi dan Implementasi di Tempat Kerja. Harapan Press. 2014.

Sarkar K, Dev S, Das T, Chakrabarty S, Gangopadhyay S. Examination of postures and frequency of musculoskeletal disorders among manual workers in Calcutta, India. Int J Occup Environ Health. 2016;22(2):151–8.

Alberti K, Eckel RH, Grundy SM, Zimmet PZ, Cleeman JI, Donato KA, et al. Harmonizing the metabolic syndrome: a joint interim statement of the international diabetes federation task force on epidemiology and prevention; national heart, lung, and blood institute; American heart association; world heart federation; international . Circulation. 2009;120(16):1640–5.

CDC. Work-Related Musculoskeletal Disorders & Ergonomics | Workplace Health Strategies by Condition | Workplace Health Promotion | CDC. 2020.

Kemenkes. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 2009.

WHO. Health education and health promotion. 1998.

Purbaya H, Paskarini I. Correlation of Nutritional Status and Subjective Fatigue with the Productivity of Labourers. Indones J Occup Saf Heal. 2020;9(1):1.

Astuti P. Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein dan Status Gizi Dengan Produktifitas Kerja Pada Tenaga Kerja Wanita Bagian Finishing 3 PT Hanil Indonesia Nepen Teras Boyolali. J Ilmu Kesehat Univ Muhammadiyah Surakarta. 2017;1–24.

Suryaningtyas Y, Widajati N. Iklim kerja dan status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja di. J Manaj Kesehat. 2017;3(1):99–114.

Downloads

Published

2024-03-31