Analisa Resiko Kesehatan Cemaran Kromium (Cr) pada Beras di Kecamatan Banguntapan, Yogyakarta
Health Risk Analysis of Chromium (Cr) Contamination in Rice in Banguntapan District, Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.22437/biospecies.v16i1.20206Abstract
The leather tanning process using chromium has the potential to cause environmental and health risks. Chromium that is not absorbed by the product will become liquid waste and is simply discharged into water bodies, causing a decrease in water quality, accumulation in soil and rice plants. Rice is the staple food of the Indonesian people and is a source of energy that is needed by the community Rice that has accumulated chromium can be a risk to human health. The purpose of this study is to determine the concentration of hexavalent chromium contained in rice, determine the intake rate based on age group, determine the effect of hexavalent chromium on health risk analysis. The location of this research was in the village of jambidan pedukuhan Combongan, Pamotan, Ponegaran, Kretek Banguntapan sub-district. Hexavalent chromium analysis test on 15 grams of rice samples using HACH DR 2700 Spectrophotometer. Hexavalent chromium in rice samples 0 - 0.901 mg/kg with a mean value of 0.266 mg/kg. The daily chromium intake rate of the community ranged from 0 - 4250 μg / day with an average of 919 μg / day exceeding the quality standard set by WHO of 0.023 μg / day. Health risk analysis of the risk level is unsafe because the RQ value> 1 or the average Non Carcinogen Intake of each Pedukuhan (1.56 mg/kg.day). Carcinogenic Intake in each Pedukuhan The risk level is unsafe because the average intake (6.67E-01) times SF (0.5) ERC value> E-4 exceeds the safe limit set by WHO (E-4). Hexavalent chromium concentration factor is significant with age body weight and length of stay of respondents.
Keywods: Hexavalent Chromium, Rice, Health Risk Analysis.
Â
Abstrak
Proses penyamakan kulit menggunakan kromium berpotensi menyebabkan risiko lingkungan dan kesehatan, Kromium yang tidak diserap oleh produk akan menjadi limbah cair dan dibuang begitu saja ke badan air sehingga menyebabkan penurunan kualitas air, terjadinya akumulasi pada tanah dan tanaman padi. Beras merukan makan pokok masyarakat Indonesia dan merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Beras yang sudahterakumulasi kromium dapat menjadi risiko Kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui konsentrasi kromium heksavalen yang terdapat pada beras, mengetahui laju asupan berdasarkan kelompok umur,mengetahui efek kromium heksavalen terhadap Analisis risiko Kesehatan. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di desa jambidan pedukuhan Combongan, Pamotan, Ponegaran, Kretek kecamatan Banguntapan. Uji analisis kromium heksavalen pada 15 gram sampel beras menggunakan Spektrofotometer HACH DR 2700. Kromium heksavalen pada sampel beras 0 – 0.901 mg/kg dengan nilai rerata 0.266 mg/kg. Laju asupan kromium harian masyarakat berkisar antara 0 – 4250 μg/hari dengan rerata 919 μg/hari melebihi standar baku mutu yang telah ditetapkan WHO sebesar 0.023 μg/hari. Analisa risiko Kesehatan tingkat resikonya sudah tidak aman dikarenakan nilai RQ > 1 atau rerata Intake Non Karsinogen setiap Pedukuhan(1.56 mg/kg.hari). Intake karsinogenik pada setiap Pedukuhan Tingkat risikonya tidak aman dikarenakan Rerata intake (6.67E-01) di kali SF (0.5) nilai ERC > E-4 melewati batas aman yang sudah di tetapkan WHO (E-4). Faktor konsentrasi kromium heksavalen signifikan dengan umur berat badan dan lama tinggal responden.
Kata Kunci: Kromium Heksavalen, Beras, Analisa Resiko Kesehatan.