ANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN EKOSISTEM HUTAN LINDUNG GAMBUT LONDERANG TERHADAP KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI
DOI:
https://doi.org/10.22437/jalow.v2i2.8541Abstract
Kawasan Hutan Lindung Gambut Londerang ini harus dilindungi dari kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya. Penelitian bertujuan 1) Mengidentifikasi kondisi kawasan lindung gambut sebagai daerah resapan air; 2) Mengidentifikasi persepsi dan perilaku masyarakat dalam pelestarian fungsi kawasan lindung gambut sebagai daerah resapan air dan tempat kehidupan flora dan fauna.
Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gambut (HLG) Desa Londerang Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Mei sampai Oktober 2018. Pengumpulan data dilakukkan dengan menggunakan kuesioner atau borang penelitian untuk mendapatkan informasi yang mendalam (deep interview). HLG desa Londerang perlu di lestarikan karena sifat-sifat fisika masih baik. Bobot isi tanah histosol pada tiga lokasi contoh saprik (kedalaman gambut < 60 cm) agak tinggi jika dibandingkan dengan hemik (kedalaman 100 -200 cm) dan Fibrik (dengan kedalaman > 250 cm). Kondisi ini berhubungan erat dengan kelas kematangan bahan gambut yang ada dengan kondisi air tersedia masih cukup dimusim kemarau; Kapasitas menahan air gambut memiliki porositas yang tinggi sehingga menpunyai daya menyerap air sangat besar; Persepsi dan perilaku masyarakat dalam pelestarian fungsi kawasan lindung gambut dari dimensi ekologi, sosial, teknologi, dan kelembagaan adalah penting sedangkan dari dimensi ekonomi hutan lindung gambut tersebut kurang penting. Dengan demikian dapat dipahami bahwa masyarakat setempat secara ekonomi tidak tergantung pada hutan tersebut. Untuk itu, secara prinsip hutan lindung gambut tersebut aman dari ancaman kepentingan mata pencaharian. Responden justru menganggap bahwa kepedulian pemerintah dalam dimensi ekologi, sosial, teknologi, dan kelembagaan masih kurang.; Dalam mengupayakan agar setiap dimensi tersebut berada pada kategori “baik†atau paling tidak “cukup†status indeks keberlanjutannya dengan dimensi ekologi nilai indeks keberlanjutan 59,15 % (cukup berkelanjutan), dimensi ekonomi 69,13 % (cukup berkelanjutan), dimensi sosial 48,45% (kurang berkelanjutan).
Kata kunci: Indeks Keberlanjutan, Hutan Lindung Gambut