Representasi Ideologi Jawa pada Puisi-Puisi Karya Sapardi Djoko Damono

Main Article Content

Heri Isnaini

Abstract

Abstrak


Artikel ini membahas ideologi Jawa pada kumpulan puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono. Pembahasan ideologi difokuskan pada aspek-aspek tanda yang terdapat di dalam teks dan relasinya dengan teks yang lain. Pada penelitian ini, ideologi diejawantah berdasarkan relasi tanda yang muncul sebagai bagian dari representasi yang mewakili teks dan konteks yang mengerangkai keseluruhan puisi. Tanda-tanda yang akan dianalisis mengacu pada teori semiotika yang dipaparkan oleh Pierce, yaitu dengan membahas ikon, indeks, dan simbol. Representasi terhadap tanda ini akan merujuk pada makna yang ada pada keseluruhan puisi. Selain itu, pembahasannya akan diperkuat dengan intertekstualitas yang terdapat pada puisi dengan melihat keterkaitannya dengan teks lain. Metode yang digunakan adalah metode penelitian semiotika, yakni dengan membahas teks puisi berdasarkan struktur teks, gagasan yang terkandung di dalamnya, serta representasi ideologi berdasarkan struktur dan gagasan tersebut. Hasil penelitian ini adalah representasi ideologi pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono yang meliputi konsep ideologi manusia Jawa tentang konsep kelahiran manusia, konsep hubungan baik dengan sesama, konsep kematian, dan konsep manusia sempurna. Konsep-konsep tersebut merepresentasi gambaran manusia Jawa secara utuh dan kompreshensif berdasarkan puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono.


Kata Kunci: ideologi, representasi, intertekstual, puisi


Abstract


This article discusses Javanese ideology in Sapardi Djoko Damono’s poetries. The discussion is focused on aspects of the sign of the text and its relation to other texts. In this study, ideology is manifested based on the relation of signs which exist as part of representations of texts and contexts that frame the entire poem. The signs were analyzed by looking at icons, indexes, and symbols based on the semiotic theory proposed by Pierce. The representation of these signs, then,  is seen as the whole meaning of the poetry. The discussion is also strengthened by the intertextuality found in poetry by looking at its relationship with other texts. The method used is a semiotic research method, namely by discussing the text of poetry based on the structure of text, the idea contained therein, and the representation of ideology based on the structure and the idea. The result of this research is an ideological representation of Sapardi Djoko Damono's poems covering the concept of Javanese human ideology on the concept of human birth, a concept of good relations with others, the concept of death, and a perfect human concept. These concepts represent the image of Javanese as a whole and the most comprehensive in the story of the poems by Sapardi Djoko Damono.


Keywords: ideology, representation, intertextual, poetry

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Isnaini, H. (2020). Representasi Ideologi Jawa pada Puisi-Puisi Karya Sapardi Djoko Damono. Pena : Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 10(1), 24-47. Retrieved from https://online-journal.unja.ac.id/pena/article/view/9343
Section
Vol. 10, No. 1 Juli 2020, Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra

References

Althusser, L. (2015). Ideologi dan Aparatus Ideologi Negara (M. Z. Hussein, Trans.). Yogyakarta: IndoProgress.

Bahasa, P. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Damono, S. D. (1975). DukaMu Abadi. Jakarta: Pustaka Jaya.

Damono, S. D. (1976). Puisi Cina Klasik. Jakarta: Budaya Jaya.

Damono, S. D. (1984). Sihir Hujan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Damono, S. D. (1991). Perahu Kertas. Jakarta: Balai Pustaka.

Damono, S. D. (1999). Politik Ideologi dan Sastra Hibrida. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Damono, S. D. (2001). Mata Jendela. Magelang: Indonesia Tera.

Damono, S. D. (2009a). Kolam. Jakarta: Editum.

Damono, S. D. (2009b). Mantra Orang Jawa. Jakarta: Editum.

Damono, S. D. (2009c). Sastra Bandingan. Jakarta: Editum.

Damono, S. D. (2010). Sosiologi Sastra: Pengantar Ringkas. Jakarta: Editum.

Damono, S. D. (2017). Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita. Jakarta: Gramedia.

Danesi, M. (2011). Pesan, Tanda, dan Makna (E. Setyarini & L. L. Piantari, Trans.). Yogyakarta: Jalasutra.

Eco, U. (2015). Teori Semiotika (I. R. Muzir, Trans.). Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Endraswara, S. (2004). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Endraswara, S. (2013). Mistisisme Islam Jawa: Dialektika Tasawuf dan Budaya Jawa. Paper presented at the Konferensi Internasional Budaya Daerah Tasawuf dan Budaya Jawa, Sukoharjo.

Haji, R. A. (2012). Gurindam Dua Belas Raja Ali Haji. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Hermawan, D. (2013). Semar dan Kentut Kesayangannya. Yogyakarta: Diva Press.

Ibsen, H. (1991). Tiang-Tiang Masyarakat, Bebek Liar, Hedda Gabler (S. D. Damono, Trans.). Jakarta: Yayasan Obor.

Isnaini, H. (2017). Memburu "Cinta" dengan Mantra: Analisis Puisi Mantra Orang Jawa Karya Sapardi Djoko Damono dan Mantra Lisan. Semantik, 3(2), 158-177.

Isnaini, H. (2018). Ideologi Islam-Jawa pada Kumpulan Puisi Mantra Orang Jawa Karya Sapardi Djoko Damono. MADAH: Jurnal Balai Bahasa Riau, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, Vol 9, No 1 (2018), 1-18.

Isnaini, H., Priyatna, A., Rahayu, L. M., & Adji, M. (2019). Konsep Manunggaling Kawula Gusti Pada Puisi-Puisi Sapardi Djoko Damono. Jurnal Ide Bahasa, Vol. 1 No. 2, 115-128.

Larlen. (2012). Nilai Estetika Puisi "Dua Pintu Kita" dan "Batu Pelangi". Jurnal Pena Universitas Jambi, Vol. 2. No. 3 Desember 2012, 97-114.

Layungkuning, B. (2018). Sangkan Paraning Dumadi. Yogyakarta: Narasi.

Lionnet, A., & Gray, E. (2008). Tarot: Cara Membaca dan Menafsirkan (Sudiarto, Trans.). Semarang: Dahara Prize.

Luxemburg, J. v., Bal, M., & Weststeijn, W. G. (1986). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia.

Mahayana, M. S. (2015). Kitab Kritik Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Musman, A. (2017). Agama Ageming Aji. Yogyakarta: Pustaka Jawi.

Nöth, W. (1990). Handbook of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press.

O`Neill, E. (1991). Duka Cita bagi Electra (S. D. Damono, Trans.). Jakarta: Yayasan Obor.

Piliang, Y. A. (2003). Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Piliang, Y. A. (2006). Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan. Yogyakarta: Jalasutra.

Qadri, R. A. (2010). Sapardi dan Tanda: Telaah Semiotik atas Kumpulan Puisi Kolam. In Z. Hae (Ed.), Dari Zaman Citra ke Metafiksi: Bunga Rampai Telaah Sastra DKJ (pp. 171-194). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Ratna, N. K. (2006). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riffaterre, M. (1978). Semiotics of Poetry. Bloomington: Indiana University Press.

Saddhono, K., & Haniah. (2018). Nuansa dan Simbol Sufistik Puisi-Puisi Karya Ahmad Mustofa Bisri. Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, 8, Nomor 1, 31-61.

Simuh. (2016). Sufisme Jawa: Transformasi Tasawuf Islam ke Mistik Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Sobur, A. (2016). Semiotika Komunikasi (Cetakan keenam). Bandung: Rosda Karya.

Wendt, A. (1995). Codot di Pohon Kebebasan (S. D. Damono, Trans.). Jakarta: Yayasan Obor.

Williams, R. (1977). Marxism and Literature. Oxford: Oxford University Press.

Wisnumurti, R. (2012). Sangkan Paraning Dumadi: Konsep Kelahiran dan Kematian Orang Jawa. Yogyakarta: Diva Press.

Zoest, A. v. (1993). Semiotika. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.