UJI FENOLIK DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL KULIT JENGKOL (Archidendron jiringa)

Penulis

  • Misri Yanty Lubis Pascasarjana Program Doktor Ilmu Kimia USU
  • Lamek Marpaung
  • M Pandapotan Nasution
  • Partomuan Simanjuntak

Abstrak

Selama ini kulit jengkol tidak dimanfaatkan, merupakan barang yang terbuang dan menjadi sampah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kulit jengkol dapat dimanfaatkan sebagai alternatif obat herbal dengan  terlebih dahulu dilakukan uji fenolik untuk melihat kandungan senyawa fenoliknya. Uji fenolik ekstrak dilakukan dengan menggunakan FeCl3. Senyawa fenolik yang terkandung dalam tumbuhan mempunyai aktivitas biologi yang beragam, seperti anti-inflamasi, antimikroba, antikanker dan lain-lain. Efek toksik ekstrak metanol dari kulit jengkol (Archidendron jiringa) telah diamati dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstrak dibuat dengan cara maserasi menggunakan metanol selama 1 x 24 jam. Ekstrak diuji toksisitasnya menggunakan larva udang Artemia salina yang berumur 24 jam. Efek toksik ekstrak diidentifikasi dengan persentasi kematian larva udang menggunakan analisis probit (LC50). Hasil menunjukkan ekstrak metanol dari kulit jengkol bersifat toksik, dengan LC50 = 39,27. Hasil ini dapat dijadikan dasar untuk menggunakan kulit jengkol sebagai alternatif obat herbal.

Kata kunci: Toksisitas, uji fenolik, BSLT, LC50, analisis probit.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2016-11-22 — Diperbaharui pada 2016-11-22

Versi

Cara Mengutip

Lubis, M. Y., Marpaung, L., Nasution, M. P., & Simanjuntak, P. (2016). UJI FENOLIK DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL KULIT JENGKOL (Archidendron jiringa). Chempublish Journal, 1(2), 42-51. Diambil dari https://online-journal.unja.ac.id/chp/article/view/3237