House Yard Medicinal Plants of Dusun Kampung Baru Society as Biology Learning Resources of SMA Negeri 1 Merlung Tanjung Jabung Barat
DOI:
https://doi.org/10.22437/bio.v5i1.5937Keywords:
Medicinal plants, haouse yard, learning resources, contextual learningAbstract
Medicinal plants in house yard of Dusun Kampung Baru Society in Merlung village have a potential to be learning resources for schools around the village, especiallyfor SMA Negeri 1 Merlung. The objective of this study is to know the feasibility of biodiversity of medicinal plants as biology learning resourcesfor the students of SMA Negeri 1 Merlung. The results of this study showed that Kampung Baru society planted 21 species of medicinal plants belonging to 18 families, in the form of herbaceous plant, shrubs, and trees. There were 21 types of diseases that can be treated with these plants, by using leaves, fruit, rhizomes, or sap. House yard and its medicinal plants classified as a learning resources by utilization in the form of setting. The feasibility as learning resourcesbased onthe value of utilizations to the society. House yard and its medicinal plants can be called living laboratories, because it was a small ecosystem with a diversity of plants that are used by the community in the form of knowledge of utilization of medicinal plants. Through contextual learning, students are trained to be critical and analytical in gaining information and constructing a complete knowledge about subject matter with its application in society.
Keywords: Medicinal plants, haouse yard, learning resources, contextual learning
Abstrak. Tanaman obat pekarangan Masyarakat Dusun Kampung Baru Desa Merlung berpotensi menjadi sumber belajar bagi sekolah-sekolah di sekitar desa, salah satunya ialah SMA Negeri 1 Merlung. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui kelayakan keanekaragaman tumbuhan obat pekarangan tersebut sebagai sumber belajar biologi SMA Negeri 1 Merlung. Hasil penelitian menggambarkan bahwa Masyarakat Dusun Kampung Baru menanam 21 jenis tanaman obat yang tergolong ke dalam 18 famili, berupa tumbuhan herba, perdu, dan pohon. Terdapat 21 jenis penyakit yang dapat diobati dengan tanaman-tanaman tersebut, baik dengan memanfaatkan daun, buah, rimpang, atau getah. Pekarangan dan tumbuhan obat di dalamnya digolongkan sebagai sumber belajar termanfaatkan (by utilization) yang berbentuk latar lingkungan (setting). Kelayakannya sebagai sumber belajar disebabkanoleh nilai manfaatnya bagi masyarakat. Pekarangan dan tanaman obat di dalamnya dapat disebut sebagai laboratorium hidup karena menjadi ekosistem kecil dengan keanekaragaman spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat dalam wujud pengetahuan pemanfaatan tanaman obat. Melalui pembelajaran kontekstual, siswa dilatih agar kritis dan analitis dalam menggali informasi dan mengonstruksi bangunan ilmu yang utuh tentang materi pelajaran dengan penerapannya di masyarakat.
Katakunci:Tanaman obat, pekarangan, sumber belajar, pembelajaran kontekstual
Downloads
References
Hariyadi, B., & Kurniawan, D.A. (2018). Deceiving the Queen: Integrating Jambinese Traditional Honey Gathering into Science Learning. Jurnal Biodik 4(2): 60-76.
Hendarawati, E. (2013). Pengaruh pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa SDN 1 Sribit Delanggu pada pelajaran IPS. Pedagogia 2(1): 59-70.
Hidayat, R., Walujo, E.B., & Wardhana, W. (2014). Etnobotani pekarangan Masyarakat Melayu di Dusun Mengkadai Sarolangun, Jambi. Dalam: Aryanta, I.W.R., Pangkahila, J.A., Silalahi, M., Adiputra, I.G.K, & Arsana I.N. (eds.). (2014). Prosiding seminar nasional. Integrasi keanekaragaman hayati dan kebudayaan dalam pembangunan berkelanjutan. Denpasar: Program Studi Biologi FMIPA Universitas Hindu Indonesia: 73-80.
Hidayat, R., Noviana, L., Lestari, A.A., & Tampubolon, A.R.P. (2016). Taman TOGA Desa Badang Sepakat sebagai sumber pembelajaran kontekstual Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Biologi dan Prakarya. Dalam: Kapli, H. (ed.). (2016). Prosiding seminar regional. Meningkatkan peran biologi dalam pembangunan Daerah Jambi. Jambi: FKIP Universitas Jambi: 130-139.
Irsyad, M.N., Jumari, & Murningsih. (2013). Studi etnobotani Masyarakat Desa Sukolilo kawasan Pegunungan Kendeng Pati Jawa Tengah. Bioma.15(1): 27-34.
Khanifah, S., Pukan, K.K., & Sukaesih, S. (2012). Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Unnes Journal of Biology Education 1(1): 66-73.
Rohani, A. (1997). Media instruksional edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadikin, A., Saudagar, F., & Muslim, F. (2018). Development of the Biology Textbook of Process Evaluation and Learning Outcome for Students in Biology Education, University of Jambi. BIODIK, 4(2), 83-94.
Sadikin, A., Aina, M., & Hakim, N. (2016). Penerapan asesmen berbasis portofolio dan jurnal belajar untuk meningkatkan kemampuan metakognitif dan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Perencanaan Pengajaran Biologi. BIODIK, 2(2), 50-61.
Safitri, R., & Candra, A. (2015). Pengaruh pemberian sari buah belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.) terhadap tekanan darah sistolik tikus Sprague dawley. Journal of Nutrition College 4(2): 541-546.
Silalahi, M., Supriatna, J., Walujo, E.B., & Nisyawati. (2014). Keanekaragaman tumbuhan obat pada berbagai satuan lanskap dan pemanfaatannya oleh sub-etnis Batak Toba di Desa Peadungdung Sumatera Utara. Dalam: Aryanta, I.W.R., Pangkahila, J.A., Silalahi, M., Adiputra, I.G.K, & Arsana I.N. (eds.). (2014). Prosiding seminar nasional. Integrasi keanekaragaman hayati dan kebudayaan dalam pembangunan berkelanjutan. Denpasar: Program Studi Biologi FMIPA Universitas Hindu Indonesia: 42-47.
Smith, B.P. (2010). Instructional strategies in family and consumer sciences: Implementing the contextual teaching and learning pedagogical model. Journal of Family and Consumer Sciences Education 28(1): 23-38.
Soetomo, M. (1992). Mengelola pekarangan sejahtera. Bandung: Sinar Baru.
Souders, J. (1999). Contextually based learning: Fad or proven practice [Internet]. Washington DC: American Youth Policy Forum. Available from: http://www.aypf.org/forumbriefs/1999/fb070999.htm.
Syarif, M. (2015). Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun 2015 mata pelajaran biologi SMA/SMK. Jakarta: Badan PSDMPK-PMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Walujo, E.B. (2009). Etnobotani: Memfasilitasi penghayatan, pemutakhiran pengetahuan dan kearifan lokal dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan. Dalam: Purwanto, Y. & Walujo, E.B. (eds.). (2009). Keanekaragaman hayati, budaya, dan ilmu pengetahuan. Prosiding seminar etnobotani IV. LIPI Press, Jakarta: 11-20.
Wijayakusuma, H. (1992). Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia. Jakarta: Pustaka Kartini.
Yustyan, S., Widodo, N., & Pantiwati, Y. (2016). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dengan Pembelajaran Berbasis Scientific Approach Siswa Kelas X SMA Panjura Malang. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 1(2).
Downloads
Published
Versions
- 2019-06-19 (1)
- 2019-06-19 (1)
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright Notice
Authors who publish with Biodik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi agree to the following terms:
- For all articles published in Biodik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, copyright is retained by the authors and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International Licensethat allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).