Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Penyebab Demam Typhoid secara In vitroâ€.
DOI:
https://doi.org/10.22437/bs.v3i2.3095Kata Kunci:
Seeds ganitri, serial concentration, typhoid fever, Salmonella typhi, KHMAbstrak
Abstrak
Penelitian yang dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas PGRI Banyuwangi ini, bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab demam typhoid secara in vitro dan untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.). Metode yang digunakan ialah metode sumuran dengan control positif tetrasiklin 1% dan control negative aquades steril. Serial konsentrasi ekstrak etanol biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.) yang digunakan sebesar 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%, dan pada uji KHM menggunakan serial konsentrasi sebesar 1%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Berdasarkan hasil uji, zona hambat terbesar ditunjukkan oleh konsentrasi 50% dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 1.030 cm dan zona hambat terkecil ditunjukkan konsentrasi 10% dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 0.203 cm. Hasil uji ANOVA nilai (F.Hit>F. Tabel) dengan F.Hit sebesar 17.638 dan F.Tabel sebesar 2.85 serta nilai signifikasi sebesar 0.000 (P<0.05), karena nilai P<0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh konsentrasi ekstrak etanol biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.) terhadap pertumbuhan bakteri uji. Hasil uji Duncan menunjukkan ekstrak etanol biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.), pada konsentrasi 50% mempunyai zona hambat yang berbeda nyata atau berbeda signifikan terhadap konsentrasi perlakuan 10%, 20%, 30%, kontrol negatif dan kontrol positif, namun tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 40%. Sedangkan KHM ekstrak etanol biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.) yang masih mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji pada konsentrasi 1% dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 0.037 cm.
Unduhan
Referensi
2. Harbone, B.J. 2002. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerjemah Kosasih, P.
dan Iwang Soediro. Bandung: ITB.
3. Pelczar, M.J., E.S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi Edisi ke-2.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
4. Pelezer dan Chan. 1988.Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta: Gramedia Pustaka.
5. Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Airlangga.
6. Setyawati, T. 2010. Pemanfaatan Pohon Berkhasiat Obat di Cagar Alam.Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi
Alam.Vol VII (2):177 – 192.
7. Sinaga, E., 2002, Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat IndonesiaCurcuma domestica.[serial
online].http://www.iptek.apjii.unas.or.id.[20-08-2015].
8. Singh, Nath G. 1999. Antimicrobial Activity of Elaeocarpus sphaericus. Indian Journal of Pharmaceutical Vol
13(5):448- 450.
9. Vitria, R. 2009. Metode Diagnostik Demam Tifoid pada Anak.[serial online].http://www.pediatrik.com/ buletin/
06224114418-f53zji.pdf.[30-08-2015].
10. Volk dan Wheeler.1990.Mikrobiologi Dasar Jilid II. Jakarta: Erlangga.
11. Waluyo, J., Wahyuni, D. 2011. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. Jember.FKIP Universitas Jember.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Versi
- 2018-05-10 (1)
- 2018-05-10 (1)
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright Notice:
1. Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
2. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
3. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (The Effect of Open Access)