SKRINING DAN TATALAKSANA ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARO KUMPEH DAN KLINIK MER-C JAMBI
DOI:
https://doi.org/10.22437/medicaldedication.v1i2.4930Abstract
ABSTRAK
Anemia kehamilan disebut sebagai “ Potentional danger to mother and child “ dimana dapat berpotensi membahayakan ibu dan anak. Usaha kesehatan promotif, preventif dan kuratif terkait anemia pada ibu hamil menjadi penting terutama pada layanan kesehatan primer puskesmas maupun klinik tingkat pertama. Semakin dini seorang ibu hamil diketahui menderita anemia, semakin baik pengetahuan ibu mengenai anemia (society empowerment) bersama dengan penguatan peran tenaga kesehatan diharapkan akan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu akibat anemia selama kehamilan.
Puskesmas Muaro Kumpeh dan Klinik Mer-C merupakan pemberi layanan primer yang memiliki masalah terkait anemia pada ibu hamil. Kurangnya pengetahuan mitra terkait anemia dan konsumsi tablet besi selama kehamilan, tidak semua ibu mau dan mampu memeriksa kadar haemoglobin (Hb) sebagai skrining awal anemia pada kehamilan dengan berbagai alasan, salah satu mitra tidak memiliki alat untuk melakukan pemeriksaan. Solusi yang ditawarkan bersifat holistik meliputi kegiatan promotif, preventif dan kuratif. Kegiatan promotif pada wilayah kerja Puskesmas Muara Kumpe dilakukan di aula Desa Tarikan yang dihadiri oleh 69 orang ibu hamil, sedangkan kegiatan promotif pada wilayah kerja klinik MER-C dilakukan secara individual oleh dokter yang bertugas setelah mendapatkan “refreshing†keilmuan dari pakar.
Skrining dilakukan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Muaro Kumpeh sebanyak 68 orang dan 18 orang pada pasien yang berkunjung ke klinik MER-C Jambi. Skrining pada wilayah kerja Puskesmas Muaro Kumpe didapatkan 39 orang ibu menderita anemia, 26 orang dengan kadar Hb 10,9 mg/dl-10,0 mg/dl (anemia derajat ringan), 13 orang dengan kadar Hb 9,9 mg/dl-7 mg/dl (anemia derajat sedang). Skrining pada pasien klinik MER-C dari 18 ibu hamil yang diperiksa didapatkan 6 orang menderita anemia sedang dan 4 orang menderita anemia ringan. Kegiatan skrining disertai dengan pemberian vitamin antianemia sebanyak 30 tablet. Kemudian diperiksa kembali kadar Hb terutama pada ibu hamil yang anemia.
Kombinasi antara bukti nyata peningkatan kadar Hb setelah intervensi dan peningkatan pengetahuan diharapkan menjadi fondasi dasar bagi penurunan anemia pada ibu hamil diwilayah kerja mitra yang pada akhirnya diharapkan memberikan dampak bagi penurunan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi di wilayah kerja mitra.