https://online-journal.unja.ac.id/manthis/issue/feedMantis Journal of Fisheries2024-12-30T14:44:12+07:00Lisna, S.Pi., M. Simanthisjournal@unja.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Mantis Journal</strong> <strong>of Fisheries</strong> is a journal published by the Department of Fisheries, Animal Science Faculty, Universitas Jambi, Indonesia. Mantis Journal of Fisheries with registered number <strong>ISSN 3063-8887 (online) </strong>and<strong> 3064-0822 (Print).</strong> The frequency of publication of this journal third a year in <strong>April,</strong> <strong>August</strong> and<strong> December.</strong></p> <p><strong>Mantis Journal of Fisheries</strong> accepts manuscripts in the form of original research, reviews and short communication in all areas of fisheries sciences. Scope of this journal are aquaculture, fisheries and marine science, fisheries product technology, utilization and management of fishery resources, and fisheries agribusiness.</p> <p>Manuscript submitted in Manthis Journal will be checked in term of writing guideline. When it is appropriate the manuscript will be reviewed by two reviewers. All manuscripts are subjected to the double-blind peer review process and once the review process results as accepted (the manuscripts are of high quality, not previously published and are not under consideration for publication by another journal) would be published.</p>https://online-journal.unja.ac.id/manthis/article/view/36395DISTRIBUSI SPASIAL IKAN PEPEREK (Leiognathus equulus) HASIL TANGKAPAN BAGAN PERAHU DI PERAIRAN CAROCOK TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT2024-12-14T10:58:53+07:00Irwan Irwanadvan3722@gmail.comMairizal Mairizalmairizal_fapet@unja.ac.idDyah Muji Rahayudyahmuji86@unja.ac.idLisna Lisnalisna_fapet@unja.ac.idFauzan Ramadanfauzanramadan@unja.ac.idFarhan Ramdhanifarhanramdhani@unja.ac.id<p>Hasil tangkapan ikan peperek (Leiognathus equulus) di Perairan Carocok cukup fluktuatif dikarenakan lokasi yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelimpahan dari hasil tangkapan ikan peperek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak fishing base dan fishing ground serta melihat hasil kelimpahan dari ikan peperek dari lokasi yang berbeda (distribusi spasial) menggunakan alat tangkap bagan perahu. Metode penelitian ini bersifat survei yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2023 yang berlokasi di UPTD Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi penangkapan dan suhu perairan tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan<br />dan kelimpahan ikan peperek (Leiognathus equulus). Pada daerah Pamutusan memiliki 20 titik koordinat dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 601 kg ikan peperek. Sedangkan di dekat daerah Pulau Soetan memiliki 8 titik koordinasi dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 228 kg ikan peperek. Jarak terjauh saat melakukan penangkapan ikan peperek (Leiognathus equulus) berada pada angka 12.47 km dengan hasil tangkap sebesar 30 kg dimana jumlah ikan yang diperoleh sebanyak 2.730 ekor. Sedangkan, jarak terdekat berada di angka 3.75 km dengan hasil tangkapan yang diperoleh sebesar 45 kg dan kelimpahan sebanyak 4.140 ekor.</p>2024-12-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mantis Journal of Fisherieshttps://online-journal.unja.ac.id/manthis/article/view/38628STRATEGI PENGEMBANGAN NILAI TAMBAH PRODUK PERIKANAN SEBAGAI PENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN BELU2024-12-14T11:04:08+07:00Novar Kurnia Wardanaenkawardana@gmail.comAbdul Rohman Nasrudinarnasrudin@gmail.comAndik Isdiantoandik.isdianto@ub.ac.idShofian Nanda Adiprayogashofian_prayoga@stpkmatauli.ac.id<p>Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, memiliki potensi besar di sektor perikanan yang berperan penting dalam ketahanan pangan dan ekonomi lokal. Dengan kekayaan biota laut dan garis pantai yang panjang, sektor ini dapat mendukung pemenuhan kebutuhan pangan serta peluang ekspor. Namun, pengembangan sektor ini pada tantangan infrastruktur terbatas, ketergantungan pada teknik penangkapan tradisional, dan akses pasar yang terbatas. Penelitian ini mengeksplorasi strategi peningkatan nilai tambah produk perikanan melalui inovasi, pelatihan teknologi modern, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara, diskusi kelompok, dan analisis dokumen. Analisis SWOT menunjukkan bahwa potensi sumber daya ikan yang tinggi dan dukungan pemerintah dapat menjadi penggerak utama untuk mengatasi kelemahan internal. Implementasi strategi berbasis inovasi dan keberlanjutan diharapkan dapat memperkuat peran sektor perikanan Kabupaten Belu sebagai tulang punggung ketahanan pangan di Indonesia.</p>2024-12-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mantis Journal of Fisherieshttps://online-journal.unja.ac.id/manthis/article/view/35174KEANEKARAGAMAN HASIL TANGKAPAN BUBU TEMBILAR DI DANAU TELUK KENALI KOTA JAMBI 2024-11-13T20:58:58+07:00Roberyo Pakpahanroberyo536@gmail.com Depison Depisondepison.nasution@unja.ac.id Ester Restiana Endang Gelisesterrestiana@unja.ac.idNelwida Nelwidanelwida_efdin@unja.ac.idLisna Lisnalisna_fapet@unja.ac.idFauzan Ramadanfauzanramadan@unja.ac.id<p>Danau Teluk Kenali merupakan danau yang terletak di Kelurahan Teluk Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi. Danau Teluk Kenali memiliki luas sekitar 30 Ha. Masyarakat setempat melakukan kegiatan penangkapan ikan umumnya menggunakan alat tangkap seperti tangkul, jaring, jala, tajur, dan beberapa jenis bubu seperti bubu gerugu dan bubu tembilar. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman hasil tangkapan pada alat tangkap bubu tembilar di Danau Teluk Kenali Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi mengamati langsung objek penelitian. Data yang dihimpun yaitu: jumlah <br />ikan, berat ikan, jenis hasil tangkapan dan faktor lingkungan. Jumlah alat tangkap bubu tembilar yang digunakan sebanyak 8 buah dioperasikan sebanyak 10 kali ulangan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah komposisi hasil tangkapan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman serta indeks dominansi. Dari hasil penelitian total ikan yang tertangkap selama penelitian sebanyak 509 ekor dengan berat total keseluruhan 42.992 g terdiri dari 8 spesies yaitu: ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan keperas (Cyclochellichthys apogon), ikan beterung (Pristolepis grooti), ikan palau (Osteochilus kappenii), ikan gabus (Channa striata), ikan betutu (Oxyeleotris marmorata), ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis), dan ikan sapu-sapu (Hypostomus <br />plecostomus). Nilai indeks keanekaragaman 1,89, indeks keseragaman 0,91 dan indeks dominansi 0,16. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keanekaragaman hasil tangkapan bubu tembilar termasuk dalam kategori sedang, sedangkan tingkat keseragaman termasuk dalam kategori tinggi dan tingkat dominansi tergolong rendah.</p>2024-12-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mantis Journal of Fisherieshttps://online-journal.unja.ac.id/manthis/article/view/39612EFISIENSI WAKTU PENDARATAN HASIL TANGKAPAN BAGAN PERAHU DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA 2024-12-15T14:08:32+07:00Mardono MF Purbamardonopurbae09@gmail.comBagus Pramusinthobpramusintho@gmail.comBs. Monica Arfianabesse020195@unja.ac.id<p>Efisiensi waktu pendaratan ikan mengacu pada semua aktivitas yang terkait dengan proses pendaratan hasil tangkapan, dengan tujuan utama menjaga kualitas dan kesegaran ikan. Manajemen waktu yang efektif dalam kegiatan pendaratan ikan sangat penting untuk memastikan pengiriman ikan berkualitas tinggi kepada konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efisiensi waktu pendaratan hasil tangkapan kapal dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Metode survei digunakan dalam penelitian ini dengan sampel 14 kapal yang melakukan 31 <br />perjalanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi waktu pendaratan ikan di PPN Sibolga adalah 80,85%. Analisis regresi linier menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R²) sebesar 0,897, yang berarti 89,70% tingkat efisiensi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor seperti jumlah hasil tangkapan, jumlah pekerja bongkar muat, usia pekerja, ukuran GT kapal, pengalaman pekerja bongkar muat, dan waktu terbuang, sementara 11,30% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar model analisis. Dari enam variabel yang dianalisis, hanya dua yang secara signifikan memengaruhi efisiensi waktu pendaratan ikan, yaitu jumlah hasil tangkapan dan waktu terbuang. Jumlah hasil tangkapan berpengaruh positif terhadap efisiensi, yang berarti semakin banyak hasil tangkapan, efisiensi waktu pendaratan meningkat. Sebaliknya, waktu terbuang berpengaruh negatif, menunjukkan bahwa semakin sedikit waktu yang terbuang, semakin tinggi efisiensi waktu pendaratan. Temuan ini menyoroti pentingnya faktor operasional dalam mengoptimalkan waktu pendaratan ikan dan menjaga kesegarannya.</p>2024-12-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mantis Journal of Fisherieshttps://online-journal.unja.ac.id/manthis/article/view/37885KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN IKAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP GILLNET DI KAMPUNG NELAYAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT2024-12-14T21:36:53+07:00Asni Miradniasnimiradni47@gmail.comBs. Monica Arfianabesse020195@unja.ac.idNelwida Nelwidanelwida_efdin@unja.ac.idMairizal Mairizalmairizal_fapet@unja.ac.idFarhan Ramdhanifarhanramdhani@unja.ac.idSepty Heltriaseptyheltria@unja.ac.id<p>Komposisi hasil tangkapan adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi keragaman sumber daya hayati. Komposisi hasil tangkapan adalah istilah yang umumnya digunakan dalam bidang perikanan dan kelautan untuk merujuk kepada proporsi relatif dari berbagai jenis spesies yang tertangkap dalam suatu proses penangkapan ikan atau aktivitas perikanan lainnya. Proses ini mencakup penelitian tentang struktur tangkapan yang melibatkan berbagai jenis ikan, udang, moluska, serta organisme laut lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan ikan menggunakan gillnet di Kampung Nelayan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Peralatan yang digunakan adalah alat tulis, kamera, laptop dan alat tangkap gillnet menggunakan mesh size 2 inci dengan ukuran kapal 1 GT. Hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 15 spesies ikan yang tertangkap dari alat tangkap gillnet yaitu ikan duri (Cephalocassis borneensis), ikan lomek (Harpadon nehereus), ikan malung (Muraenesox cinereus), ikan gulamah (Panna microdon), ikan sebelah (Pleuronectiformes), ikan beliak mata (Llisha elongata), ikan senangin (Eleutheronema tetradactylum), ikan bawal (Pampus argenteus), ikan pari (Telatrygon zugei), ikan sembilang<br />(Plotosus canius), ikan langgai (Lepturacanthus savala Cuvier), ikan hiu (Chiloscyllium arabicum), ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus), ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum), dan ikan pirang (Setipinna tenuifilis). Kesimpulan dari penelitian ini adalah jenis ikan hasil tangkapan yang paling banyak tertangkap adalah ikan gulamah (Panna microdon) sebanyak 102,8 kg atau 28,62 % dan yang paling sedikit adalah ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) sebanyak 1 kg atau 0,28 %.</p>2024-12-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mantis Journal of Fisherieshttps://online-journal.unja.ac.id/manthis/article/view/38660KONTRUKSI DAN TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE PADA KMN. SANG ENGGON-II DI PELABUHAN MAYANGAN, KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR2024-12-16T13:25:19+07:00Herning Pramudyaherningpramudya@gmail.comFransiskus Ewaldus Yansen Letoewaldusyansenleto270521@gmail.comWanri Sitanggangsitanggangwanri@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi dan teknik pengoperasian alat tangkap purse seine pada kapal KMN. Sang Enggon-II yang beroperasi di Pelabuhan Mayangan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Purse seine adalah alat tangkap ikan yang efektif untuk menangkap ikan yang bergerombol, dan kapal yang menggunakannya harus memiliki stabilitas serta kapasitas dukung yang memadai. Penelitian ini melibatkan observasi langsung, wawancara, partisipasi aktif, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data primer, serta mengolah data sekunder dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen utama dari purse seine meliputi jaring (webbing), sayap jaring, dan badan jaring yang terbuat dari bahan polyvinyl alcohol (PVA) dengan ukuran mesh 2,5 inci. Selain itu, komponen penunjangnya mencakup tali ris, pelampung, dan pemberat. Teknik pengoperasian purse seine meliputi persiapan di darat, penentuan daerah penangkapan, penurunan lampu dan jaring, penarikan tali kerut, dan pengangkatan hasil tangkapan. Hasil tangkapan utama terdiri dari ikan kembung, layang, tongkol, dan cumi-cumi, sementara hasil tangkapan sampingan meliputi ikan alu-alu, barracuda, dan tenggiri.</p>2024-12-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mantis Journal of Fisherieshttps://online-journal.unja.ac.id/manthis/article/view/38251KEANEKARAGAMAN HASIL TANGKAPAN GILLNET MILLENIUM DI KELURAHAN BUNGUS SELATAN, KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG, KOTA PADANG 2024-12-14T21:41:34+07:00Rendi Tri Putra Nugraharenditri62@gmai.comMairizal Mairizalmairizal_fapet@unja.ac.idBs. Monica Arfianabesse020195@unja.ac.id<p>Perairan Bungus terletak di Kecamatan Teluk Kabung, Kelurahan Bungus Selatan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Perairan Teluk Kabung memiliki kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang strategis dan signifikan bagi masyarakat setempat dengan mayoritas masyarakat bermata pencarian sebagai nelayan. Alat tangkap yang digunakan pada saat penelitian di Perairan Bungus Sumatera Barat menggunakan alat tangkap gillnet millenium dengan mesh size 2 inci dengan ukuran mesin kapal 1 GT. Penelitian ini dilakukan tanggal 25 Juni 2024 sampai dengan 25 Juli 2024 di Perairan Perairan Bungus Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hasil tangkapan gillnet millennium di Kelurahan Bungus Selatan, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan menggunakan alat tangkap gillnet millenium di Perairan Bungus Sumatera Barat terdiri dari 18 spesies terdiri dari jenis ikan dan kepiting. Jumlah hasil tangkapan utama yaitu ikan kembung (Rastrellinger kanagurta) sebanyak 784 ekor (69,07%). Jumlah hasil tangkapan sampingan dari yang tertinggi yaitu ikan sepat (Pemprheris) sebanyak 39 ekor (3,44%) dan yang terendah ikan kapas-kapas (Lactarius lactarius) sebanyak 2 ekor (0,18%). Jumlah hasil tangkapan buangan dari yang tertinggi yaitu ikan ani-ani (Mene maculata) sebanyak 152 ekor (13,39%) dan yang terendah yaitu kepiting (Brachyura) sebanyak 9 ekor (0,79%). Dengan berat hasil tangkapan keseluruhan sebanyak 176,283 kg dan jumlah hasil tangkapan sebanyak 1135 ekor, Nilai indeks keanekaragaman (H’) yang didapat yaitu 1,27 dalam kategori sedang, nilai indeks keseragaman (E) yaitu 0,40 dalam kategori sedang, dan nilai indeks dominansi (C) yaitu 0,50 dalam kategori tinggi.</p>2024-12-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mantis Journal of Fisherieshttps://online-journal.unja.ac.id/manthis/article/view/40058DISTRIBUSI VERTIKAL DAN HORIZONTAL SUHU DAN SALINITAS DI TAMAN NASIONAL PERAIRAN NATUNA SAAT MUSIM BARAT TAHUN 2008 (STUDI KASUS: PULAU LAUT) 2024-12-23T20:45:30+07:00Wiwid Andriyani Lestariningsih wiwid_lestariningsih@unram.ac.idMuhammad Hafidz Ibnu Khaldunmhikhaldun@unja.ac.idRahma Dini Arbajayantirahmadini@unja.ac.id<p>Taman Nasional Perairan Natuna merupakan salah satu kawasan konservasi laut yang dilindungi karena memiliki keanekaragaman hayati yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut serta mendukung keberlanjutan sumber daya alam perairan Indonesia. Pengelolaan kawasan konservasi memerlukan berbagai pertimbangan dan pemahaman mengenai kondisi fisik seperti adalah parameter suhu dan salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai distribusi suhu dan salinitas di TNPN, khususnya di Pulau Laut. Data pada penelitian ini menggunakan data Argo Float dan akan dianalisis secara spasial dan vertikal dengan analisis stratifikasi perairan. Distribusi horizontal nilai suhu berkisar 25.99-27.31°C dan salinitas berkisar antara 33.01-33.31‰. Distribusi vertikal suhu berkisar antara 25.5-26.5°C dan 33.25-33.4‰. pada awal musim Barat terdapat lapisan homogen pada kedalaman 0-5 m dan bervariasi didaerah pesisir. Variasi nilai suhu dan salinitas diduga karena percampuran vertikal yang diinduksi oleh angin musim barat yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 6.69 m/s. Sehingga, Taman Nasional Perairan Natuna cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan konservasi.</p>2024-12-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mantis Journal of Fisheries