ANALISIS PRILAKU KONSUMSI ISLAMI SEBAGAI PEDOMAN KONSUMEN MUSLIM TERHADAP FENOMENA FLEXING BERKEDOK PEMBOHONGAN PUBLIK OLEH INFLUENCER DI MEDIA SOSIAL
DOI:
https://doi.org/10.22437/jmk.v13i02.33164Abstract
Penelitian ini mengkaji fenomena "flexing" oleh influencer media sosial dan dampaknya terhadap perilaku konsumsi dalam konteks Islam. Flexing, yang sering digunakan untuk memamerkan status sosial atau sebagai teknik pemasaran, telah berkembang dengan cepat dalam era digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, mengumpulkan data melalui observasi langsung serta analisis konten dari media sosial, e-book, artikel jurnal, dan berita. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa flexing seringkali melibatkan penipuan melalui praktik najsy, yaitu pura-pura membeli barang mewah untuk menarik konsumen dan memicu keinginan instan menjadi kaya. Kegiatan tersebut berpotensi bertentangan dengan prinsip konsumsi Islami, yang menekankan pada konsumsi yang halal dan thoyyib, pengeluaran yang bijaksana untuk kehidupan dunia dan akhirat, serta menghindari pemborosan. Dengan memahami batasan yang ditetapkan oleh ajaran Islam, konsumen muslim dapat menghindari penyesatan dari konten flexing dan memilih gaya hidup yang lebih sederhana dan bertanggung jawab. Temuan ini penting untuk memandu konsumen muslim dalam menavigasi kompleksitas media sosial yang terus berkembang.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Siti Jubaidah, Mustapa Khamal Rokan, Budi Dharma
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.