PERJUANGAN RAKYAT PULAU TENGAH MELAWAN KOLONIAL BELANDA PADA TAHUN 1901-1903
DOI:
https://doi.org/10.22437/krinok.v2i2.25621Keywords:
Perjuangan, Kolonial Belanda, Pulau TengahAbstract
Sebelum kedatangan Belanda, ada dua pola kepemimpinan dalam masyarakat Kerinci, yaitu masyarakat adat dan ulama, yang berperan penting dalam masyarakat Kerinci dalam menyusun dan menegakkan peraturan yang ada. Kedatangan kolonialisme di Kerinci diyakini telah merusak struktur dan tatanan masyarakat, sehingga masyarakat adat dan para ulama melakukan gerakan-gerakan antikolonial dalam berbagai bentuk dan pola perlawanan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode (library research) dengan pendekatan analisis deskriptif. Perlawanan pribumi dipimpin oleh Depati Parbo yang melakukan strategi gerilya dan membangun benteng di berbagai lokasi di wilayah Kerinci dengan dukungan Depati lainnya. Dalam membentuk pertahanan, komunikasi antardepati yang intens terjadi di antara masyarakat adat. Perlawanan ulama dipimpin oleh H. Ismael, strategi yang digunakan perlawanan ulama untuk memanfaatkan justifikasi agama dengan menjadikan masjid suci sebagai poros utama dan pusat gerakan perlawanan melawan Belanda di berbagai titik di Pulau Tengah.
Downloads
References
Aken, A. Ph Van. (1915). Catatan Mengenai Afdeling Kurinci dalam Biro Ensiklopaedi, Laporan Biro untuk urusan Pemerintahan Dari Daerah Sebarang Lautan,Terbitan VIII.
Buddingh de Vooggt, J. G. (1936). Indisch tijdschrift van het recht, orgaan der nederlandsch indische juristen-vereeniging. Gedrukt bij Visser.615.610
Aman, (2014). Indonesia dari Kolonialisme sampai Nasionalisme. Pujangga Press.
Yakin, H.R. (1984). Menggali Adat Lama Pusaka Usang di Sakti Alam Kerinci. Kerinci: CV. Utama
Iskandar, Z (1984). Tambo sakti alam kerinci. Departemen P Dan K.
Johan, W. (2017). Perlawanan Depati Parbo di Mata Kolonialisme Belanda Di Kerinci: Suatu Kajian Sejarah Lokal.Tamaddun, Volume. 5, No, h. 13
Madjid. (2018). Local Resistence in Kerinci in the 20th Century: Depati Parbo and the people’s Struggle Against the Power of the Dutch East Indies (A Study of Archives and Oral History. TAWARIKH: International Journal for Historical Studies. Volume 9, No. 2.
Jauhari, Budhi Vrihaspathu dan Eka Putra (2012) Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci, Sungai Penuh: Bina Potensia Aditya Mahatya Yodha Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.
Kuntowijoyo. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: BENTANG
Mirdad, Jamal. (2019). Masjid sebagai pusat Perlawanan Terhadap Kolonialisme Belanda. (Studi Kasus: Masjid Keramat Pulau Tengah Kerinci). Tsaqofah&Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam. Volume 4. No.1
Nofrianti, M. (2019). Pola Perlawanan Kaum Adat dan Ulama di Kerinci dalam Menghadapi Kolonialisme Belanda. Vol 23 No. 2. Edisi Juli-Desember
Purwanto, B. (2019). Persfektif historis kesadaran kabangsaan dan kemerdekaan indonesia berdimensi kebudayaan. Historia: Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah, 2(2), 125-134. DOI: https//doi.rog/10.17509/histroia.v2i2.16636.
Ramlii, Tahar. (1998) Perlawanan Rakyat Kerinci Menentang Imperialisme Belanda. Dinas PdanK
Sumbulah, U. (2006). Agama, kekerasan dan perlawanan ideologis. ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman, 1(1), 1-11.
Kartini, V. P., Kurohman, T., & Purnomo, B. (2022). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEJARAH LOKAL BERBASIS PERJUANGAN RAKYAT KERINCI MELAWAN BELANDA (1901-1903) PADA MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. KRINOK| Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sejarah, 1(1), 50-58.
Zulyani, H. (2015), Ensiklopeldia Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Sherly Nursyamsi, Lisa Rukmana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.