MASALAH SOSIAL DAN SOLUSI DALAM MENGHADAPI FENOMENA STUNTING PADA ANAK

Authors

  • Siti Rumlah Dinas Sosial Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Jambi

DOI:

https://doi.org/10.22437/krinok.v1i3.21852

Abstract

Indonesia memiliki persoalan gizi yang relatif berat yg ditandai dengan banyaknya masalah gizi kurang. Malnutrisi ialah suatu akibat keadaan status gizi. Stunting ialah salah  satu keadaan malnutrisi yg berkaitan dengan ketidakcukupan zat gizi masa lalu sebagai akibatnya termasuk dalam problem gizi yang bersifat kronis. hegemoni yg paling menentukan untuk bisa mengurangi pervalensi stunting oleh karena itu perlu dilakukan di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Pencegahan stunting bisa dilakukan diantaranya menggunakan cara 1. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi bunda hamil. 2. ASI eksklusif hingga umur 6 bulan serta sesudah umur 6 bulan diberi kuliner pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah serta kualitasnya. 3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu. 4. menaikkan akses terhadap air bersih serta fasilitas sanitasi, dan  menjaga kebersihan lingkungan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anwar, F., Khomsan, A., & Mauludyani, A 2014, Masalah dan Solusi Stunting Akibat Kurang Gizi di Wilayah Pedesaan, PT Penerbit IPB Press, Bogor.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan . 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

BAPPENAS RI. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Sadar Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK); 2012. 1-8.

Candra, A. 2020. Epidemiologi Stunting. Cetakan ke 1. Semarang: Universitas Diponegoro.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. Situasi Gizi di Indonesia. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Jakarta

Kemenkes RI. (2018). Cegah Stunting itu Penting. Warta Kesmas, edisi 02

Kusnandar, Viva Budy. 2022. Stunting Balita Indonesia masih di Atas 24% pada 2021. Databoks (Katadata Media Network). diakses pada 14 November 2022.

Leksananingsih, H., Iskandar, S., & Siswati, T. (2017). Berat Badan, Panjang Badan Dan Faktor Genetik Sebagai Prediktor Terjadinya Stunted Pada Anak Sekolah. Jurnal Nutrisia, 19(2), 95–99.

M. C.A. Stunting dan Masa Depan Indonesia.2013.Diakses tanggal 14 Nvember 2022, dari mca-indonesia

Rahmawati, D., & Agustin, L. (2020). Cegah Stunting Dengan Stimulasi Psikososial Dan Keragaman Pangan (Pertama, P. Xvi + 70 Halaman). AE Publishing.

Rahayu, Atikah, dkk. 2018. Study Guide – Stunting Dan Upaya Pencegahannya Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. CV Mine: Yogyakarta.

Rahayu LS. Hubungan Tinggi Badan Orang Tua Dengan Status Kejadian Stunting Usia 6 -12 Bulan Sampai 3 – 4 Tahun. Tesis. Program Pasca sarjana Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Rosani, N., Neti, J., Ahmad, Y. 2012. Pengaruh Edukasi Berbasis Keluarga terhadap Intensi Ibu Hamil untuk Optimalisasi Nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jurnal JKP Vol 5 (2): 184-196

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan . 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Cetakan Pertama: Jakarta Pusat

UNICEF. (2007). Progress For Children: A World Fit for Children. New York: UNICEF Division of Communication.

USAID. Multi-sectoral Nutrition Strategy 2014-2025 Technical Guidance Brief: Implementation Guidance for Ending Preventable Maternal and Child Death. 2014. 1-6

Yadika ADN, Berawi KN, Nasution SH. Pengaruh stunting terhadap perkembangan kognitif dan prestasi belajar. J Major. 2019;8(2):273–82

Wellina WF, Kartasurya MI, dan Rahfilludin MZ, 2016. Faktor Risiko Stunting Pada Anak Umur 12-24 Bulan. Jurnal Gizi Indonesia. 5(1) : 55-61.

Downloads

Published

2022-12-04

How to Cite

Rumlah, S. (2022). MASALAH SOSIAL DAN SOLUSI DALAM MENGHADAPI FENOMENA STUNTING PADA ANAK. Krinok: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Sejarah, 1(3), 83-91. https://doi.org/10.22437/krinok.v1i3.21852