Komunikasi Menggunakan Kalimat Bahasa Indonesia Dengan Benar

Authors

  • vidiyarahayu vidiyarahayu universitas swadaya gunung jati
  • Lulu Yustiani

DOI:

https://doi.org/10.22437/dikbastra.v5i2.19841

Abstract

ABSTRAK

Istilah komunikasi secara umum dimaknai dengan hubungan atau kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau yang dimaknai pula sebagai hubungan antarmanusia baik individu maupun kelompok (Widjaja, 2000: 13). Berbahasa Indonesia secara baik dan benar memiliki konsekuensi logis terkait terhadap pemakaiannya sesuai dengan situasi dan konteks pembicaraan. Pada situasi formal, menggunakan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama dan pemakaiannya sering menggunakan bahasa baku. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap. Kalimat juga satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi literatur melalui kajian pustaka dari beberapa jurnal yang telah ada sebelumnya. Dengan adanya penelitian deskriptif ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dari para pembaca yang ada, bukan hanya terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku

 

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

vidiyarahayu vidiyarahayu, universitas swadaya gunung jati

Komunikasi Menggunakan Kalimat Bahasa Indonesia Dengan Benar

Lulu Yustiani, vidiya rahayu
120050021
Kelas 2B
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Swadaya Gunung Jati
yustianilulu@gmail.com vidiyarahayu809@gmail.com

ABSTRAK
Istilah komunikasi secara umum dimaknai dengan hubungan atau kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau yang dimaknai pula sebagai hubungan antarmanusia baik individu maupun kelompok (Widjaja, 2000: 13). Berbahasa Indonesia secara baik dan benar memiliki konsekuensi logis terkait terhadap pemakaiannya sesuai dengan situasi dan konteks pembicaraan. Pada situasi formal, menggunakan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama dan pemakaiannya sering menggunakan bahasa baku. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap. Kalimat juga satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi literatur melalui kajian pustaka dari beberapa jurnal yang telah ada sebelumnya. Dengan adanya penelitian deskriptif ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dari para pembaca yang ada, bukan hanya terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku

Kata kunci: Komukasi, Bahasa Indonesia, Studi Literatur
 

PENDAHULUAN
Manusia ialah makhluk indinvidu dan juga makhluk sosial, seperti diketahui sebagai makhluk sosial manusia saling membutuhkan dan satu sama lain saling terikat dalam antar manusia lainnya . Dalam hubungan antar manusia diperlukan adanya komunikasi sebagai bahasa dan media untuk saling berhubungan dan berinteraksi sesama manusia lainnya . Sobur (2016: 301) mengatakan bahwa bahasa memunyai fungsi yang amat penting bagi manusia, terutama sekali fungsi komunikatif. Artinya bahwa kehadiran bahasa sangat diperlukan dalam aktivitas berkomunikasi antarmanusia, bahkan bisa dikatakan bahwa antara komunikasi dan bahasa bisa diumpamakan seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Di mana ada aktivitas komunikasi di situ ada bahasa. Ucap lagi, Sobur (2016: 3007) menegaskan bahwa komunikasi tanpa bahasa ialahsesuatu yang mustahil. Dalam hal ini, bahasa yang dimaksud bukan hanya bahasa verbal tetapi juga bahasa nonverbal sebagai penunjang bahasa verbal penggunaannya sebagai media komunikasi, bahasa menjadi suatu yang harus disikapi dengan hati-hati. Artinya, Jika menginginkan komunikasi kita bisa berlangsung dengan baik, kita harus pintar-pintar menggunakan bahasa. Jika tidak, yang terjadi ialah kesalahpahaman (miss communication). Meskipun banyak faktor yang dapat menyebabkan kesalahpahaman, ketidaktepatan penggunaan bahasa merupakan faktor utama dan ini tampaknya sederhana tetapi justru yang sangat menentukan. Fishman (dalam Wibowo, 2001: 5) mengatakan bahwa berkomunikasi dengan bahasa sebetulnya bukan sekadar ditentukan oleh faktor linguistik atau bahasa itu sendiri, melainkan juga ditentukan oleh faktor nonlinguistik, seperti faktor sosial dan faktor situasional. Untuk itu, diperlukan kehati-hatian dalam penggunaannya
Istilah komunikasi secara umum dimaknai dengan hubungan atau kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau yang dimaknai pula sebagai hubungan antarmanusia baik individu maupun kelompok (Widjaja, 2000: 13). Di samping itu, masih banyak pengertian lain tentang istilah komunikasi yang dikemukakan para pakar ilmu komunikasi. Edward Depari (dalam Munandir dan Mangoendiprodjo, 1998: 8) memaknai komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan melalui lambang tertentu yang bermakna dan dilakukan oleh komunikator kepada komunikan. Definisi lain dikemukakan oleh Charles H. Cooley (dalam Sunarjo dan Sunarjo) yaitu bahwa komunikasi merupakan suatu cara untuk mengadakan hubungan antarmanusia dan mengembangkan semua simbol dari pikiran-pikiran bersama dengan makna yang menyertainya secara leluasa serta memberikan respons tepat pada waktunya. Dari beberapa pendapat tentang pengertian komunikasi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil manakala ada pemahaman yang sama, yaitu apabila kedua belah pihak (komunikator dan komunikan) saling memahami sesuatu yang dikomunikasikan. Yang demikian bukan berarti bahwa masing-masing pihak harus menyetujui sesuatu (informasi) tersebut, namun yang penting Ialah masing-masing mempunyai pemahaman yang sama mengenai sesuatu (informasi) tersebut. Dalam keadaan seperti ini baru dapat dikatakan komunikasi telah berlangsung
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap. Kalimat juga satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

TUJUAN PENELITIAN
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah sintaksis 1
2. Untuk mengetahui kedudukan dan peran Bahasa Indonesia
3. Untuk mengetahui peran Bahasa Indonesia dalam Komunikasi
4. Untuk mengetaui penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam komunikasi

MANFAAT PENELITIAN
Manafaat pada penelitian ini ada untuk mengetaui bagaimana penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi. Dengan menggunakan kaida – kaidah berbahasa Indonesia yang baik tidak menghalangi kita dalam berkomunikasi.


METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik studi literatur melalui kajian pustaka dari beberapa jurnal yang telah ada sebelumnya. Metode deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best,1982). Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Menurut Syaodih (2009, hlm. 52) “Pada pelaksanaannya peneliti pengumpulan data pustaka melalui beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah, dan dokumen)â€. Meskipun merupakan sebuah penelitian, penelitian dengan studi literatur tidak harus turun ke lapangan dan bertemu dengan responden. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat diperoleh dari sumber pustaka atau dokumen. penelitian dengan studi literatur adalah penelitian yang persiapannya sama dengan penelitian lainnya akan tetapi sumber dan metode pengumpulan data dengan mengambil data di pustaka, membaca, mencatat, dan mengolah bahan penelitian.

PEMBAHASAN
Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara harus terus dibina dan dikembangkan agar menjadi bahasa yang modern, yakni bahasa yang sanggup mengemban fungsinya sebagai sarana komunikasi dalam berbagai segi kehidupan. Dalam usaha membina dan mengembangkan bahasa Indonesia tersebut, pemerintah menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi wajib. Tujuan pembinaan bahasa Indonesia melalui pendidikan formal tersebut di samping bermaksud agar mahasiswa memiliki keterampilan berbahasa lisan maupun tulisan dengan baik, juga diharapkan memiliki jati diri dan kepribadian yang yang luhur.
Berbahasa Indonesia secara baik dan benar memiliki konsekuensi logis terkait terhadap pemakaiannya sesuai dengan situasi dan konteks pembicaraan. Pada situasi formal, menggunakan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama dan pemakaiannya sering menggunakan bahasa baku. Namun, terkadang yang menjadi permalasahan menurut Mansyur (2016) adalah munculnya gejala bahasa, seperi interferensi bahasa gaul, yang tanpa disadari turut dipakai dalam berbahasa Indonesia ragam resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa Indonesia yang digunakan menjadi tidak baik. Oleh karena itu, pemahaman bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar sangat diperlukan agar nnatinya mempunyai sikap yang positif terhadap bahasa Indonesia. Sikap berbahasa Indonesia yang positif dapat ditunjukkan dalam bentuk kesetiaan berbahasa, kebanggaan berbahasa, dan kesadaran adanya norma bahasa yang berlaku.
Arum Putri (2015 : 3) berpendapat bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Tidak semua warga Negara Indonesia mengerti apa makna dari bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sesungguhnya belum tentu bahasa Indonesia yang benar itu baik dan bahasa Indonesia yang baik itu benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta efektif dalam penyampaian maksud kepada lawan bicara. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah bahasa baku.
Sudah sebagai sebuah keharusan mengenai kemampuan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seabagai warga Negara Indonesia seharusnya mampu menggunakan bahsa Indonesia yang baik dan benar tanpa memandang dari generasi apa orang tersebut. Hal ini menjadi sebuah keharusan karena dalam kedudukannya bahasa Indonesia sebagai bahasa kebanggaan nasional, identitas nasioanal dan alat pemersatu bangsa. Bahkan kedudukan bahasa Indonesia dijelaskan pada UUD 1945 pasal 36 mengenai kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa remi kenegaraan, pengantar dalam pendidikan alat penghubung tingkat nasional dan alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK. Berdasarkan kedudukan bahasa Indonesia maka secara otomatis bahasa Indonesia ini harus diigunakan dalam kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Namun kenyataannya yang terjadi sekarang ini penggunaan bahasa Indonesia dikalangan masyarakat sudah bercampur dengan bahasa gaul.
Adanya aturan baku tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar (formal), masih saja disalahgunakan oleh sebagian masyarakat kita. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku berbahasa masyarakat kita dewasa ini. Sikap bangsa Indonesia terhadap bahasa Indonesia cenderung ambivalen, sehingga terjadi dilematis. Artinya, di satu pihak kita menginginkan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern dan dapat mengikuti perkembangan zaman serta mampu merekam ilmu pengetahuan dan teknologi global, tetapi di pihak lain kita telah melunturkan identitas dan citra diri itu dengan lebih banyak mengapresiasi bahasa asing sebagai lambang modernisasi. Atas dasar itu, tidak heran jika para remaja masa kini lebih cenderung menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul sebagai bagian dari hidupnya jika mereka tidak ingin disebut ketinggalan zaman.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka perlu dilakukan pembinaan terhadap para pelajar atau peserta didik. Hal ini juga untuk mempertegas kecintaan kita terhadap bahasa sendiri agar identitas bangsa kita lebih dihargai dalam skala internasional, sehingga tidak menutup kemungkinan, bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa Internasional di masa mendatang.
A. Penggunaan bahasa yang baik dan benar
Ada berbagai macam ragam bahasa di Indonesia. Gaya bahasa yang digunakan ketika memberikan laporan kepada atasan, jual beli di pasar, menulis surat kepada kekasih, dan menulis karya ilmiah menunjukkan ragam yang berbeda-beda (Setiawati, 2008). Terdapat 5 ragam dalam laras bahasa yang digunakan, semua ragam dapat digunakan dalam kondisi tertentu :
1. Ragam Resmi (Formal), yaitu bahasa yang dipakai dalam komunikasi resmi seperti rapat resmi, pidato dan jurnal ilmiah. Oleh karena itu, memakai bahasa yang lebih sopan adalah hal yang tepat.
2. Ragam Beku, yaitu bahasa yang digunakan pada acara hikmat dan sedikit memungkinkan keleluasaan seperti upacara pernikahan, keputusan pengadilan dan kegiatan rohani.
3. Ragam Konsultatif, yaitu bahasa yang digunakan dalam pertukaran informasi atau kegiatan transaksi dalam suatu percakapan yang membahas tentang suatu hal yang diketahui oleh masing-masing pembicara seperti percakapan di sekolah atau di pasar.
4. Ragam Akrab, yaitu bahasa yang digunakan diantara orang yang memiliki hubungan sangat akrab atau intim. seperti dalam pembicaraan berumah tangga
5. Ragam Santai (kasual), yaitu bahasa yang digunakan untuk acara yang bersifat tidak resmi dan dapat dipakai untuk orang yang cukup akrab (misalnya teman) atau orang yang belum dikenal dengan akrab (baru kenal). seperti pembicaraan dalam perkumpulan dengan teman-teman
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, kalimat, dan paragraf

B. Kesalahan Dalam Berbahasa Indonesia
Menurut Arifin dan Hadi (2015), dalam bahasa terdapat istilah ekonomi bahasa. Artinya, kita harus dapat menggunakan kata-kata dengan sehemat-hematnya. Akan tetapi, penghematan itu jangan sampai merusak kaidah bahasa, apalagi menimbulkan salah paham. Kesalahan yang terjadi biasanya dalam pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat, penerapan ejaan, dan surat menyurat.
1) Kesalahan Pembentukan Kata Kesalahan umum :
a. Presiden lantik lima orang duta besar.
b. Amerika Serikat luncurkan pesawat ke Columbia.
c. Ketika saya datang, mereka sudah kumpul di rumah.
d. Kita harus dapat merubah kebiasaan yang kurang terpuji, menjadi kebiasaan yang baik.
e. Kita semua harus ikut serta mensukseskan kegiatan itu.
Yang dianjurkan :
a. Presiden melantik lima orang duta besar.
b. Amerika Serikat meluncurkan pesawat ke Columbia.
c. Ketika saya datang, mereka sudah berkumpul di rumah.
d. Kita harus dapat mengubah kebiasaan yang kurang terpuji, menjadi kebiasaan yang baik.
e. Kita semua harus ikut serta menyukseskan kegiatan itu.

2) Kesalahan Pemilihan Kata
Pemilihan kata yang kurang tepat akan membentuk kalimat yang samar-samar. Ada juga pemilihan kata yang tidak tepat yang masih dapat dipahami orang lain, tetapi dari segi kaidah bahasa, kata yang dipilihnya tidak termasuk kata yang baku. Kesalahan umum :
a. Kita harus dapat memelihara dan mengamankan daripada hasil pembangunan
b. Itulah rumah di mana terjadinya pembunuhan yang kejam itu.
c. Saya pernah bilang hal itu kepadamu.
d. Banyak jalan yang rusak karena tidak sesuai konstruksi yang digariskan semula.
e. Para peserta pertemuan itu terdiri beberapa pakar dari berbagai disiplin ilmu.
Yang dianjurkan :
a. Kita harus dapat memelihara dan mengamankan hasil pembangunan
b. Itulah rumah tempat terjadinya pembunuhan yang kejam itu.
c. Saya pernah mengatakan hal itu kepadamu.
d. Banyak jalan yang rusak karena tidak sesuai dengan konstruksi yang digariskan semula.
e. Para peserta pertemuan itu terdiri atas beberapa pakar dari berbagai disiplin ilmu.
3) Kesalahan Penyusunan Kalimat
Sebuah kalimat hendaklah berisikan suatu gagasan atau ide. Agar gagasan atau ide kalimat mudah dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, dan keterangan harus tampak dengan jelas (eksplisit).
Kesalahan umum :
a. Di Jakarta akan mengadakan pameran pembangunan selama bulan Agustus tahun ini.
b. Melalui penelitian ini akan memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan pariwisata di tanah air.
Kedua kalimat diatas (a dan b) tergolong dalam kalimat yang tidak baku karena tidak memiliki subjek.
c. Kandungan zat kimia tertentu dalam limbah industri yang mencemari perairan dalam jumlah tertentu yang dapat membahayakan kehidupan sumber hayati perikanan penghuni perairan tersebut.
d. Beberapa kasus pencemaran perairan yang disebabkan oleh kegiatan industri di tanah air dewasa ini memperlihatkan kepada kita bahwa hal tersebut yang diakibatkan oleh pembuangan limbah tidak terkendali, baik yang disengaja maupun yang tidak.
Kedua kalimat diatas (c dan d) tergolong dalam kalimat yang belum berpredikat karena adanya keterangan subjek yang beruntun. Misalnya sebelum predikat dicantumkan kata yang atau dan sehingga predikat kalimat menjadi hilang.
e. Tujuan memarut adalah untuk melepaskan daging kelapa menjadi butiran-butiran halus. Sehingga pada tahap pemerasan, butiran-butiran halus dapat dengan mudah diperas untuk mendapatkan santan atau minyak.
f. Menurunnya produksi padi sekarang disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti musim kering yang panjang dan hama wereng yang merajalela.
Kalimat e) dan f) disebut kalimat terpenggal atau kalimat bunting karena sebenarnya masih mempunyai hubungan gantung dengan kalimat lainnya. Kalimat yang mempunyai hubungan gantung itu disebut anak kalimat, sedangkan kalimat yang digantunginya disebut induk kalimat.
g. Semua pelajar harus belajar sungguh-sungguh demi untuk kejayaan bangsa dan masa depan.
h. Berbuat baik kepada ibu dan bapak guru adalah merupakan kewajiban kita semua.
Kalimat g) dan h) merupakan kalimat yang tidak tepat karena didalamnya terdapat pemakaian dua kata yang mengandung makna yang sama.
Yang dianjurkan :
a. Di Jakarta akan diadakan pameran pembangunan
Jakarta akan mengadakan pameran pembangunan
b. Penelitian ini akan memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan pariwisata di tanah air.
c. Kandungan zat kimia tertentu dalam limbah industri yang mencemari perairan dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kehidupan sumber hayati perikanan yang menghuni perairan tersebut.
d. Beberapa kasus pencemaran perairan yang disebabkan oleh kegiatan industri di tanah air dewasa ini memperlihatkan kepada kita bahwa hal tersebut diakibatkan oleh pembuangan limbah yang tidak terkendali, baik yang disengaja maupun tidak.
e. Tujuan memarut adalah untuk melepaskan daging kelapa menjadi butiran-butiran halus sehingga pada tahap pemerasan, butiran-butiran halus dapat dengan mudah diperas untuk mendapatkan santan atau minyak.
f. Menurunnya produksi padi sekarang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti musim kering yang panjang dan hama wereng yang merajalela.
g. Semua pelajar harus belajar sungguh-sungguh untuk kejayaan bangsa dan masa depan.
Semua pelajar harus belajar sungguh-sungguh demi kejayaan bangsa dan masa depan.
h. Berbuat baik kepada ibu dan bapak guru adalah kewajiban kita semua. Berbuat baik kepada ibu dan bapak guru merupakan kewajiban kita semua.


PENUTUP
Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang tidak tepat di kalangan masyarakat dan peserta didik, baik lembaga pendidikan formal maupun non formal merupakan persoalan utama yang perlu segera diperhatikan. Dengan demikian, peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia perlu dilakukan secara berkesinambungan karena perubahan-perubahan yang terjadi oleh adanya kemajuan teknologi akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam berbahasa. Dengan adanya penelitian deskriptif ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dari para pembaca yang ada, bukan hanya terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku (meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, kalimat, dan paragraf) tetapi juga terhadap kesalahan yang terjadi biasanya dalam pembentukan kata, pemilihan kata, dan penyusunan kalimat. Pemberian materi tentang penggunaan Bahasa Indonesia ini harus terus diperdalam di setiap lembaga pendidikan, baik pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) melalui kurikulum yang telah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, A. R. (2019, 9). Penggunaan Bahasa Indonesia Dan Bahasa Gaul Di Kalangan. Retrieved from Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran’ Yogyakarta: https://journal.upy.ac.id/index.php/skripta/article/viewFile/424/426
Hermaditoyo, S. (2015, 8). Interferensi Bahasa Manggarai Timur Terhadap Bahasa Indonesia Dalam Komunikasi Lisan Mahasiswa Manggarai Timur Di Kota Malang. Retrieved from NOSI Volume 3, Nomor 1: https://pbindoppsunisma.com/wp-content/uploads/2015/09/10.-Stanislaus-Hermaditoyo-105-120.pdf
Mansyur, U. (2016). Sikap Bahasa Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Fakultas Sastra, Universitas Muslim Indonesia.
Nurhasanah, N. (2014, 1). Pengaruh Bahasa gaaul Terhadap Bahasa Indonesia. Retrieved from Universitas Esa Unggul Jakarta: https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-16961-11_0501.pdf
Suminar, R. P. (2016, 12). Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia. Retrieved from Jurnal Logika, Vol XVIII, No 3: http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/logika/article/viewFile/422/266

 

Downloads

Published

2022-11-22

How to Cite

vidiyarahayu, vidiyarahayu, & Yustiani, L. (2022). Komunikasi Menggunakan Kalimat Bahasa Indonesia Dengan Benar. DIKBASTRA: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 5(2). https://doi.org/10.22437/dikbastra.v5i2.19841