Kajian Etnobotani Tanaman Bambu dan Pemanfaatannya di Kampung Gombong Nyiru Kabupaten Bandung Barat sebagai Implementasi Etnopedagogi Materi Biologi pada Kurikulum Merdeka

(Ethnobotanical Study of Bamboo Plants and Their Utilization in Gombong Nyiru Village, West Bandung Regency as an Ethnopedagogy Implementation of Biology Materials in the Independent Curriculum)

Authors

  • Dini Nurani Rahmawati Universitas Pendidikan Indonesia
  • Siti Sriyati Universitas Pendidikan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22437/biodik.v10i2.33674

Abstract

Various types of plants thrive in Indonesia, one of which is bamboo. The potential abundance of bamboo and its local wisdom values are considered necessary to be integrated with biology learning activities in accordance with the character of the independent curriculum. However, there is still a gap between the demands of the independent curriculum which must integrate local wisdom into learning and the lack of research related to Indonesia's culture with science studies and its analysis of the independent curriculum. This study aims to examine the ethnobotany of bamboo plants and their utilization in Kampung Gombong and is associated with ethnoscience in the implementation of ethnopedagogy for learning Biology material in the Independent Curriculum. The method used in this research is a qualitative method. Determination of the sample area was carried out by purposive sampling. Determination of informants was carried out using the Snowball Sampling technique. The number of informants in this study was 3 people, consisting of 1 community leader and 2 bamboo craftsmen. Data and information collection techniques were carried out by preliminary surveys, observations, interviews, documentation and literature studies.  Data analysis was carried out descriptively qualitatively as outlined in the form of narratives, tables and figures. The results of the research obtained there are 2 types of bamboo, namely bamboo tali (G. apus) and bamboo gombong (G. pseudoarundinacea) in the village of Gombong Nyiru utilized for handicrafts of household appliances and as building construction. Tali bamboo has a long, flexible and malleable stem structure making it suitable for making woven household appliances, while gombong bamboo has a strong, sturdy and large diameter stem structure making it suitable for making building construction. The results of this ethnoscience study of bamboo plant utilization can support biology learning activities in E phase high school material on biodiversity, classification, and environmental change. In addition, the ethnoscience of bamboo plants can also be related to biology material in phase F material on morphological structure and function of plant organs as well as food nutrition and nutrition material. Integration of local wisdom with school learning in the independent curriculum can be included in subjects in intracurricular activities and co-curricular project activities to strengthen the profile of Pancasila students. Suggestions for further research are that more and in-depth studies need to be carried out related to the ethnobotany of local plants in Indonesia which can be integrated in the ethnopedagogy of learning biology material in the independent curriculum.

Abstrak. Berbagai jenis tanaman tumbuh subur di Indonesia salah satunya tanaman bambu. Potensi kelimpahan bambu dan nilai-nilai kearifan lokalnya dinilai perlu untuk diintegrasikan dengan kegiatan pembelajaran materi biologi sesuai dengan karakter dari kurikulum merdeka. Namun, masih ada gap antara tuntutan kurikulum merdeka yang harus mengintegrasikan kerifan lokal ke dalam pembelajaran dengan masih minimnya penelitian terkait budaya yang dimiliki Indonesia dengan kajian sains dan analisisnya terhadap kurikulum merdeka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji etnobotani tanaman bambu dan pemanfaatannya yang ada di Kampung Gombong dan dikaitkan dengan etnosains dalam implementasi etnopedagogi pembelajaran materi Biologi pada Kurikulum Merdeka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penentuan daerah sampel dilakukan secara purposive sampling. Penentuan informan dilakukan dengan teknik Snowball Sampling.Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan survei pendahuluan, observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yang dituangkan dalam bentuk narasi, tabel dan gambar. Hasil penelitian didapat ada 2 jenis bambu yaitu bambu tali (G. apus) dan bambu gombong (G. pseudoarundinacea) di kampung Gombong Nyiru. Bambu tali memiliki struktur batang yang panjang, lentur dan mudah dibentuk sehingga cocok untuk dibuat menjadi kerajinan anyaman alat-alat rumah tangga, sedangkan bambu gombong memiliki struktur batang yang kuat, kokoh dan berdiamter besar sehingga cocok untuk membuat konstruksi bangunan. Hasil kajian etnosains pemanfaatan tanaman bambu ini dapat mendukung kegiatan pembelajaran biologi pada materi SMA fase E materi keanekaragaman hayati, klasifikasi, dan perubahan lingkungan. Selain itu, etnosains tanaman bambu juga dapat dikaitkan dengan materi biologi pada fase F materi struktur morfologi dan fungsi organ tumbuhan serta materi nutrisi dan gizi makanan. Pengintegrasian kearifan lokal dengan pembelajaran di sekolah pada kurikulum merdeka dapat dimasukan ke dalam mata pelajaran pada kegiatan intrakulikuler dan kokulikuler kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu dilakukan kajian lebih banyak dan mendalam terkait etnobotani tanaman lokal yang ada di Indonesia yang dapat diintegrasikan dalam etnopedagogi pembelajaran materi biologi pada kurikulum merdeka.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afifah, K.E, mahrudin, & Irianti, R. (2022). Kajian Etnobotani Donax canniformis K. Schum. (Bamban) Di Suku Dayak Bakumpai Desa Bantuil Kabupaten Barito Kuala Berbentuk Buku Ilmiah Populer. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial (JUPEIS). (Vol.1 No.4). https://jurnal.jomparnd.com/index.php/jp.

Arsad, E.(2015). The Technology Process and Used of Bamboo. Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjarbaru.

Artiningsih, Ni Komang Ayu. (2012). Pemanfaatan Bambu pada Konstruksi Bangunan Berdampak Positif bagi Lingkungan.

Dharma, A. P. D., Mushoddik, M., Setyaningsih, M., Mayarni, M., Suciati, R., & Meitiyani. (2023). Restorasi Sub-DAS (Daerah Aliran Sungai) Cibeleng Melalui Penanaman Bibit Bambu untuk Mitigasi Kekurangan Air di Desa Gekbrong Kabupaten Cianjur. I-Com: Indonesian Community Journal, 3(3), 1365–1371. https://doi.org/10.33379/icom.v3i3.3055

Dwianto, W., Morooka, T., & Norimoto, M. (2003). Fiksasi Bambu Gombong dan Tali. UPT Balai Litbang Biomaterial-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Property Enchancement Laboratory, Wood Research Institute, Kyoto, University.

Dwiyusnantara, I.B. & Prijotomo, J. (2013). Penerapan Struktur bambu pada Desain kendang Motor. Jurnal Sains dan Seni POMITS. (vol. 2, No. 2).

Fadilah, S.I., Sriyati, S., Irawan, T. M. I. (2023). Kajian Dieng Culture Festival sebagai Implementasi Etnopedagogi Materi Biologi pada Kurikulum Merdeka. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. (Vol. 09. No. 04). https://doi.org/10.33503/ebio.v4i02.437

Ledianasari, Putri, Y. D., & Lestari, T. D., (2020). Optimalisasi Basis dan Evaluasi Fisik Krim Bodyscrub

Arang Bambu Gombong (Gigantochloa pseudoarundinaceae) Sebagai Detoksifikasi dengan Emulgator Tirietanolamin. Jurnal Sains dan teknologi Farmasi Indonesia. (Vol. IX, No. 2).

Masdar, A., Yasa, R.M., et al. (2023). Pengaruh Pengawetan terhadap Kuat Tekan Sejajar Serat Bambu Gombong (Gigantchola pseudoarundinaseae). Jurnal Teknik Sipil ITP. (Vol. 10. No.1)

Munziri, Linda, R., Mukarlina. (2013). Studi Etnobotani Bambu oleh Masyarakat Dayak Kanayatn di Desa Saham Kecamatan Sengah Termila Kabupaten Landak. Jurnal Protobiont. (Vol. 2. (3)).

Rikardo, R. (2017). Kajian Etnobotani Bambu Mayan (Gigantochloa robusta Kurz.) Di Kecamatan Sobang Pandeglang Banten. Scientiae Educatia, 6(1), 54. https://doi.org/10.24235/sc.educatia.v6i1.1298

Sinyo, Y., & Sirajudin, N. (2017). Pemanfaatan Tumbuhan Bambu: Kajian Empiris Etnoekologi pada Masyarakat Kota Tidore Kepulauan. Jurnal Pendidikan MIPA (Saintifika). (Vol.1 (2)).

Satria, R., Adiprim, P., Wulan, K. S., & Harjatanaya, T.Y. (2022). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Jakarta; BSKAP Kemdikbud.

Sisillia, L., Junisa, J., & Fazrian, M. (2023). Studi Pemanfaatan Bambu di kawasan Hutan Adat Penyanggar Desa Cipta Karya Kabupaten Bengkayang. ULIN: Jurnal Hutan Tropis, 7(2), 224. https://doi.org/10.32522/ujht.v7i2.12564

Siskawati & Sukenti, K. (2021).Kajian Etnobotani Jenis-Jenis Bambu Sebagai Bahan Perlengkapan Rumah Tangga dan Konstruksi di Kabupaten Lombok Barat. PROSIDING SEMINAR NASIONAL PMEI KE V Seminar Nasional Perhimpunan Masyarakat Etnobiologi Indonesia.

Sofiah, S., Setiadi, D., & Widyatmoko, D. (2013). Pola Penyebaran, kelimpahan dan Asosiasi Bambu pada Komunitas Tumbuhan di Taman Wisata Alam Gunung Baung Jawa Timur. Berita beiologi,

Sri Kasih, L., Wira Bayu, G., Nyoman Laba Jayanta, I., Akuntansi, P., Satya Dharma Singaraja, S., & Guru Sekolah Dasar, P. (2019). The Ethnopedagogy Study on the “MEGIBUNG” Tradition in Karangasem. Jurnal Filsafat Indonesia, 2. www.karangasemtourist.com

Sriyati, S., Liliawati, W., & Yuliani, G. (2023). Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru IPA dalam Mendesain Pembelajaran Berbasis Kearifan dan Potensi Lokal ( Efforts to Improve the Ability of Science Teachers in Designing Learning Based on Local Wisdom and Potential ). Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 4(2), 211–219.

Subekti, P., Hafiar, H., Setianti, Y., & Sjuchro, D. W. (2023). Optimalisasi Potensi Bambu untuk Membangkitkan Semangat Wirausaha Siswa SMK Muslimin di Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia, 3(6), 1751–1760. https://doi.org/10.54082/jamsi.1016

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujarwanta, A., & Zen, S. (2020). SNPPM-2 (Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Tahun 2020.

Sujarwanto, W. et al. (2010). Potensi Bambu Tali (Gigantochloa apus J.A.& J.H. Schult Kurz) Sebagai Obat di Bali. Bul. Littro. (Vol.21 No. 2)

Suriani, E. (2017). Bambu Sebagai Alternatif Penerapan Material Ekologis: Potensi dan Tantangannya. EMARA: Indonesian Journal of Architecture, 3(1), 33–42. https://doi.org/10.29080/emara.v3i1.138

Widnyana, K.. Bambu dengan Berbagai Manfaatnya. Bumi Lestari, [S.l.], v. 8, n. 1, nov. 2012. ISSN 2527-6158. Available at: https://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/view/2418

Yani, A. P. (2014). Keanekaragaman Bambu dan Manfaatnya di Desa Tabalangan Bengkulu Tengah. Jurnal Gradien (Vol.10 No. 2).

Downloads

Published

2024-06-01

How to Cite

Nurani Rahmawati, D., & Sriyati, S. . (2024). Kajian Etnobotani Tanaman Bambu dan Pemanfaatannya di Kampung Gombong Nyiru Kabupaten Bandung Barat sebagai Implementasi Etnopedagogi Materi Biologi pada Kurikulum Merdeka : (Ethnobotanical Study of Bamboo Plants and Their Utilization in Gombong Nyiru Village, West Bandung Regency as an Ethnopedagogy Implementation of Biology Materials in the Independent Curriculum) . BIODIK, 10(2), 64-79. https://doi.org/10.22437/biodik.v10i2.33674

Issue

Section

Articles