Jurnal Sains Sosio Humaniora

Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Cahaya Kembar Jaya dalam Meningkatkan Penumpang dalam Presepsi IMC (Intergrated Marketing Communication)

Haqikah Safna Putri Pane — 2024-08-24

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektifitas strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh PT. Cahaya Kembar Jaya dalam Meningkatkan Penumpang dengan pendekatan Intergrated Marketing Communication (IMC). Dalam menghadapi persaingan ketat insdrustri tranportasi, perusahaan ini mengadopsi IMC untuk memastikan konsistensi pesan diberbagai saluran komunikasi, termasuk iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan media social. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisi dokumen perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perapan IMC oleh PT. Cahaya Kembar Jaya berhasil menciptakan pesan yang konsisten dan citra merek yang kuat, yang pada gilirannya meningkatkan kesadaran dan presepsi positif penumpang terhadap layanan perusahaan. Penggunaan saluran komunikasi yang terintergrasi juga meningkatkan keterlibatan pelanggan dan memberikan pengalaman yang lebih baik, yang berkontribusi pada peningkatan loyalitas dan jumlah penumpang. Selain itu, strategi IMC memungkinkan perusahaan untuk merespon perubahan pasar dengan cepat dan efesien, mengomptimalkan anggaran pemasaran, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Strategi Komunikasi Pemasaran AP Boots di Instagram dalam Membentuk Brand Image

Emir Syachfajar Purba — 2024-08-27

Penelitian ini mengkaji strategi komunikasi pemasaran dalam membentuk brand image dalam platform media sosial instagram yang banyak digunakan yang dapat membantu bisnis dalam pemasaran dengan memfasilitasi pembuatan akun dan konten yang menyampaikan pesan untuk memasarkan produk dan atau membentuk brand image. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh AP Boots pada media sosial Instagram-nya, dapat menjadi referensi ataupun ide bagi perintis-perintis usaha untuk dapat membentuk brand image produk atau merk mereka di masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif yang menghasilkan data deskriptif yang berupa teks, kata-kata baik itu lisan ataupun tulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati oleh peneliti untuk mengeksplorasi strategi pemasaran dan brand image AP Boots dalam media sosial instagram dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara.

Problem Kewenangan Pelaksana Tugas (PLT) Dalam Masa Peralihan Pemerintahan Daerah Sebelum Dan Sesudah Pilkada Serentak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Rona Indara — 2024-12-11

Pelaksana tugas (plt) dalam administrasi negara adalah pejabat yang menempati posisi jabatan yang bersifat sementara karena pejabat yang menempati posisi itu sebelumnya berhalangan atau terkena peraturan hukum sehingga tidak menempati posisi tersebut. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah menggambarkan pengangkatan plt jika terjadi kekosongan jabatan kepala daerah selama masa transisi, menganalisis, kualifikasi, batas kewenangan plt dan kebijakan strategis selama masa transisi, namun masih dijabat oleh plt dan mengetahui dan menganalisis sanksi yang diberikan kepada plt yang melakukan sesuatu diluar kewenangan. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah metode penelitian yuridis normatif dan kualitatif yang dikaji secara holistic kontekstual progresif diketahui bahwa a. Pengangkatan plt Gubernur diangkat oleh Presiden melalui usulan Menteri Dalam Negeri, Sedangkan pengangkatan Bupati/ Walikota diangkat oleh Menteri Dalam Negeri melalui usulan oleh Gubernur. b. Kualifikasi dari plt yang diangkat berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2015 pasal 201 ayat (8) untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur yaitu berasal dari jabatan pimpinan tinggi madya. b. Jika selama masa perubahan diperlukan suatu kebijakan strategis yang harus diambil oleh plt, maka diatur oleh Pasal 132 A ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, yaitu harus seizin Mendagri. c. Sanksi bagi plt yang menyalahgunakan wewenang, sebenarnya belum ada pengaturan yang jelas seiring ketidakjelasan jenis kewenangan yang diberikan kepada plt

Implementasi Revitalisasi Kawasan Kumuh di Kelurahan Ciptomulyo Malang Berbasis Prinsip Sustainable Development Goals (SDGs)

Lintang Masitha — 2024-12-11

This study focuses on the implementation of slum area revitalization in Kelurahan Ciptomulyo, Malang, based on Sustainable Development Goals (SDGs) principles. The research aims to evaluate the impact of infrastructure improvement, economic enhancement, and social interventions in creating a healthier, safer, and more sustainable environment. Using a qualitative approach with literature analysis, the study collects secondary data to identify the implementation and effects of the revitalization program. Findings highlight that while physical and social aspects have seen significant improvements, economic revitalization requires more attention to reduce dependency on social aid and ensure sustainable community development. The revitalization aligns with several SDGs, particularly those related to good health and well-being, quality education, clean water and sanitation, sustainable cities and communities, and partnerships for the goals. The study suggests that comprehensive strategies involving economic empowerment and stakeholder collaboration are crucial for achieving sustainable urban revitalization.

Economic and Environmental Sustainability: The Impact of Indonesia-China Maritime Partnership on Indonesia’s Maritime Sector

Diah Ayu Wulandari — 2024-12-11

This study analyzes to disclose the Indonesia-China maritime relationship may achieve a balance between economic growth and sustainable environmental practices. This study also aim to analyze the impact of Indonesia-China maritime partnership on Indonesia’s maritime sector. This study are described qualitatively and analyzed using the theoretical framework of blue economy and sustainable development. The findings of this study emphasize that the economic and environmental sustainability aspects are firmly upheld in Indonesia-China partnership in the maritime sector. The many justifications from Indonesia-China maritime partnership demonstrate that Indonesia-China maritime partnership considers economic and environmental sustainability in addition to short-term benefits. The study findings also indicate that Indonesia-China maritime partnership significantly effects economic and environmental sustainability in Indonesia’s maritime sector. The Indonesia-China decades-long relationship facilitates two countries' partnership.

Pendekatan Trauma-Informed dalam Pekerjaan Sosial

Lenni Melina Pasaribu — 2024-12-11

This study investigates the implementation of trauma-informed care (TIC) within social work, focusing on the experiences and challenges faced by practitioners and students. A qualitative research design was employed, utilizing Google Form questionnaires to gather data on participants' understanding of trauma, their experiences with TIC, and the obstacles encountered in its application. The findings reveal a significant gap in training and understanding of TIC among practitioners, alongside various systemic challenges that impede effective implementation. Despite these challenges, the study highlights the potential benefits of TIC, including improved practitioner awareness and enhanced client support. Recommendations for developing targeted training programs and policy adjustments are proposed to facilitate the integration of TIC into social work practice, ultimately aiming to better serve trauma victims and foster resilience.

High-Tech Counselor in the Digital Era: Integrating Information Technology into Modern Guidance and Counseling Practices

Afanin Halqim — 2024-12-12

In digital era, integrating information technology with guide and counselling services is crucial. This article looks at how information technology might improve the quality of counselling services, including accessibility and intervention efficacy. It takes a qualitative approach, based on a literature review, to investigate the possibilities, challenges, and best practices for using information technology into counselling. The findings demonstrated that information technology employed in guidance and counseling has the potential to increase the breadth of counselling services while also raising ethical, privacy, and counselor readiness concerns. The proposals include counselor training, the development of user-friendly technology, and legislation that promotes data privacy.

Tepa Selira sebagai Solusi untuk Bullying Pendidikan

Erna Widiyanti — 2024-12-12

Sampai saat ini fenomena lama terkait dengan perundungan atau bullying masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Hampir setiap tahunnya perilaku bullying selalu meningkat bahkan beritanya sampai viral. Dampak dari bullying tidak bisa dianggap sederhana karena memberikan dampak jangka panjang dan jangka pendek, berpengaruh pada kesehatan mental dan kesejahteraan peserta didik. Tidak hanya korban yang akan mendapat dampak, korban juga akan mendapatkan dampak yang merugikan diri sendiri. Penelitian ini mengeksplorasi peran budaya jawa dengan nilai tepa selira dengan membangun empati sebagai upaya pencegahan bullying di sekolah. Tepa Selira memiliki tiga nilai diantaranya; pertama menghormati hak-hak orang lain, kedua menyayangi orang lain, serta ketiga yaitu menjaga sikap, perkataan, dan tingkah laku akan diintegrasikan dan disesuaikan. Melalui Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi literatur dengan yaitu mengkaji, jurnal dan literatur lain yang berkaitan dengan lingkup bullying dan nilai budaya Jawa tepa salira. Penelitian ini menemukan bahwa nilai-nilai dari budaya lokal seperti tepa selira dapat menjadi alternatif dalam upaya pencegahan bullying di sekolah, hal ini karena tepa selira memiliki nilai empati, yang mana pelaku bully adalah orang yang kurang mampu memahami perasaan oranglain diartikan juga sebagai empati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengimplementasikan nilai-nailai tepa selira maka dapat mencegah perilaku agresif seperti bullying.

The Phenomena of Envelope Beggars: Begging Education Begins From Using Envelope Media (Descriptive Study of the Night Market Kodam V Brawijaya Surabaya)

Achmad Hizbullah — 2024-12-11

This research is motivated by the existence of begging education at the Kodam V Brawijaya night market, Surabaya City. Education that should be used as a means of escaping from poverty has turned into a means of a culture of poverty. Those beggars who are experienced have succeeded in exploiting children in their environment by using envelopes for begging. The purpose of this study is to reveal the true meaning of using envelopes as a medium for begging and how education should play an important role as a breaker of the culture of poverty in the city of Surabaya. This study uses qualitative methods with Alfred Schutz's phenomenological approach as a way to understand the interactions that occur between beggars and children, and how the field conditions support this. After carrying out the research stages, the researchers obtained the result that begging education and a culture of poverty would be overcome if families, communities and beggars had high concern for children and did not exploit them. Then the government must also contribute, namely by supporting the empowerment of the poor, adequate education, and meeting their needs evenly.

Pemenuhan Hak Elektoral Suku Anak Dalam: Solusi Pemilu Ke Depan

Dony Yusra Pebrianto — 2024-12-12

Hak elektoral suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi menghadapi berbagai tantangan signifikan yang dipengaruhi oleh ketidakmampuan administratif dan ketidakcocokan antara kebijakan nasional dan lokal. Penelitian ini menganalisis pemenuhan hak elektoral SAD dalam konteks hukum internasional dan kebijakan afirmatif yang diperlukan untuk mengatasi hambatan yang ada. Dengan metode penelitian hukum normatif, studi ini mengidentifikasi ketidakcocokan implementasi hukum, kurangnya infrastruktur, dan rendahnya tingkat literasi politik di kalangan SAD sebagai kendala utama. Ditemukan bahwa pembentukan Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus dan program edukasi politik yang disesuaikan dengan budaya lokal merupakan solusi potensial untuk meningkatkan partisipasi SAD dalam pemilihan umum. Penelitian ini menyarankan penerapan kebijakan afirmatif dan pembentukan TPS Khusus sebagai langkah krusial untuk menjamin hak elektoral SAD secara efektif.