This is an outdated version published on 2019-06-30. Read the most recent version.

Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Bawang Merah Pada Dua Cara Tanam Di Lahan Kering Dataran Rendah Kota Jambi

DOI:

https://doi.org/10.22437/agroecotania.v2i1.7899

Keywords:

budidaya, bawang merah, daratan rendah, jambi

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) mempunyai peluang untuk dikembangkan di Kota Jambi, hal ini didukung oleh ketersediaan lahan dan permintaan pasar yang cenderung meningkat. Produktivitas bawang merah pada dataran rendah belum dapat menyamai produksi pada dataran tinggi. Permasalah utama belum tersedianya varietas yang mampu beradaptasi pada dataran rendah. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan varietas dan cara tanam bawang merah yang adaptif pada dataran rendah Kota Jambi. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Paal Merah Kota Jambi, bulan April sampai Agustus 2015. Penelitian disusun secara faktorial menggunakan rancangan acak kelompok. Faktor pertama penggunaan mulsa dan tanpa mulsa plastik hitam perak (MPHP). Faktor kedua 6 (enam) varietas bawang merah (Biru Lancor, Katumi, Manjung, Ilocos Philip, Super Philip dan Tajuk). Setiap perlakuan diulang tiga kali, penanaman pada bedengan yang berukuran 1 x 10 m, jarak tanam 15 x 15 cm 1 umbi per lobang tanam, masing-masing perlakuan di ulang 3 kali. Hasil penelitian didapatkan bahwa cara tanam menggunakan MPHP memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah lebih baik dari cara tanam tanpa MPHP. Hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan cara tanam menggunakan MPHP 11,74 t/ha, sedangkan tanpa MPHP 9,36 t/ha. Terdapat selisih 2,38 t/ha atau terjadi peningkatan hasil 20,27 %. Empat varietas bawang merah memberikan hasil lebih baik, yaitu Super Philip (12,92 t/ha), Manjung (12,85 t/ha), Ilocos Philip (11,94 t/ha) dan Katumi (11,48 t/ha) dengan perlakuan cara tanam menggunakan MPHP. Sedangkan tanpa MPHP terdapat tiga varietas yang relatif memberikan hasil lebih baik, yaitu Super Philip (10,76 t/ha), Ilocos Philip (10,55 t/ha) dan Manjung (10,13 t/ha).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adiyoga, W. dan A.S. Thomas, 1997. Keunggulan Komparatif dan Insentif Ekonomi Usaha Tani Bawang Merah. J. Hort. 7 (1) : 614-621.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2017. Jambi Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Kerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi Jambi.

Basuki, R.S. 2010. Sistem Pengadaan dan Distribusi Benih Bawang Merah pada Tingkat Petani di Kabupaten Brebes. J. Hort. 20 (2) : 186-195.

Edi. S., dan Desi Hernita, 2017. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Bawang Merah pada Agroekosistem Lahan Kering Dataran Rendah Kota Jambi. Prosiding Nasional Membangun Pertanian Modern dan Inovatif Berkelanjutan dalam Rangka Mendukung MEA. Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Pertanian 2017. Buku I hal 232-238.

Firmansyah, MA., Musaddad D., Liana T., Mkhtar MS., dan Yufdi MP. 2014. Uji Adaptasi Bawang merah di Lahan Gambut Pada Saat Musim Hujan di Kalimantan Tengah. J. Hort. 24 (2) : 114-123.

Haryati, Y. Dan A. Nurawan, 2007. Peluang pengembangan feromon seks dalam pengendalian hama ulat bawang (spodpthera exigua) pada bawang merah. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 28 (2): 72-77.

Maryam. S.H., Musfal dan Loso Winarto, 2007. Uji adaptasi beberapa varietas bawang merah di Desa Haranggaol Kabupaten Simalungun. Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Alih Teknolgi Spesifik Lokasi Mendukung Revitalisasi Pertanian. Hal. 528-530. Medan, 5 Juni 2007.

Maskar, Sumarni, A. Kadir, dan Chatidjah, 1999. Pengaruh ukuran bibit dan jarak terhadapp hasil panen bawang merah varietas lokal Palu. Pros. Seminar Nasional Hasil Pengkajian dan Penelitian Teknologi Pertanian Menghadapi Era Otonomi Daerah 3-4 November di Palu. PSE Bogor.

Musyafak, A. Dan D. Sahari, 2000. Analisis finansial dan keunggulan kompetitif usahatani bawang putih spesifik lokasi di Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Prosiding Seminar Regional Pengembangan Teknolo Spesifik Lokasi di Kalimantan Barat. Pontianak, 29-30 November 1999. Hal : 35-43.

Nurjanani dan Ramlan, 2008. Pengendalian hama Spodopthera exigua HBn untuk meningkatkan produktivitas bawang merah pada lahan sawah tadah hujan di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol. 11 (2): 164-170.

Permadi, A.H, 1995. Pemuliaan Tanaman Bawang Merah. Dalam Teknologi Produksi Bawang Merah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Jakarta.

Putra, A.A.G, 2010. Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah (Alium asconicum L.,) di lahan kering beriklim basah. GaneC. Swara, Vol. 4 (1): 22-29.

Rosmayati, Hamidah H. dan Riyadi P.S., 2011. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Bawang Merah di Dataran Rendah dan Peningkatan Produksi Melalui Pemberian Pupuk ZA dan Pupuk Kandang Pada Berbagai Jarak Tanam. Prosiding Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Dekan Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri (BKS-PTN) Wilayah Barat. Faper Unsri. Hal. 414-424. Palembang, 23-25 Mei 2011.

Rukmana, R. 1994. Bawang Merah. Budidaya dan Pengelolaan Pasca Panen. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 72p.

Sartono, P dan Suwandi, 1996. Bawang merah di Indonesia. Monografi No. 5. Balitsa Lembang. Badan Litbang Pertanian. 15 hal.

Sartono, P. 2010. Perbaikan Varietas Bawang Merah (Allium ascallonicum L.) Melalui Persilangan Agritech., Vol. XII. Hal. 1-10.

Shahabuddin dan Mahfudz, 2010. Pengaruh aplikasi berbabagi jenis insektisida terhadap ulat bawang (Spedopthera exigua Hubn) dan produksi bawang merah varietas Bima dan Tinombo. Jurnal. Agroland Vol. 17 (2): 115-122.

Simatupang S., Tumpal Sipahutar dan A.N. Sutanto, 2017. Kajian usahatani bawang merah dengan paket teknologi good agriculture practices. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol. 20 (1): 13-24.

Suwandi dan A. Azirin. 1995. Pola Usahatani Berbasis Sayuran dengan Berwawasan Lingkungan untuk Meningkatkan Pendapatan Petani. Prosiding Ilmiah Nasional Komoditas Sayuran Balitsa, Lembang.

Suwandi dan Y. Hilman, 1995. Budidaya tanaman bawang merah. Dalam Teknologi Produksi Bawang Merah. PusatPenelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Litbang Pertanian Jakarta. Hal. 3-7.

Sumarni, N., Rosliani, R dan Basuki RS. 2012. Respon Pertumbuhan, Hasil Umbi dan Serapan Hara NPK Tanaman Bawang Merah Terhadap Berbagai Dosis Pemupukan NPK pada Tanah Alluvial. J. Hort. 22 (4) : 365-374.

Sumarno, 1997. Metodologi OFCOAR. BPTP Karang Plosos, Malang.. Makalah pada Pelatihan Penelitian dan Pengkajian Sistem Usahatani Spesifik Lokasi dengan pendekatan teknologi terappan Adaptif. Bogor, 14 Maret-12 April 1997.

Suherman, R. dan R. S. Basuki, 1990. Strategi Pengembangan Luas Areal Usahatani Bawang Merah (Allium cepa var. Ascalonicum) di Jawa Barat: Tinjauan dari Segi Biaya Usahatani Terendah. Bul. Penelitian. Hort. Edisi Khusus XVIII Vol 1. Hal. 11-18.

Suprapto, E.S., L. Soesanto dan T.A.D. Haryanto, 2007. Penekanan hayati penyakit moler pada bawang merah dengan Trichoderma harzanum, T. Conigi dan Pseudomonas fluorescence p 60. J. HPT Tropika, vol. 7 (I): 53-61.

Thamrin, M., Ramlan, Armiati, Ruchjaningsih dan Wahdania, 2003. Pengkajian sistem usahatani bawang merah di Sulawesi Selatan. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol 6 (2): 141-153.

Winarto, L., M.P. Yufdi dan L. Haloho, 2009. Kajian paket teknologi bawang merah di Haranggaol. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Vol. 12 (1): 1-10.

Downloads

Published

2019-06-30

Versions